Daerah  

Beras Nona Malaka: Masyarakat Nilai Hanya Karung Kosong

BIDIKNUSATENGGARA.COM | Polemik mengenai Beras Nona Malaka telah menjadi sorotan utama dalam pembicaraan publik di Kabupaten Malaka.

Salah satu pernyataan yang mencuat berasal dari Kristo Molo, seorang pemuda dari Dapil Malaka 3, yang menilai bahwa beras tersebut hanya merupakan “karung kosong”. Ia mempertanyakan keberhasilan program Swasembada Pangan yang dijanjikan oleh pasangan Bupati-Wakil Bupati Malaka, Simon Nahak dan Kim Taolin.

Menurut Kristo Molo, beras Nona Malaka hanyalah sebuah simbol keberhasilan yang tidak nyata. Ia menekankan bahwa pembicaraan tentang beras tersebut tidak diikuti dengan bukti nyata ketersediaan beras di masyarakat. Molo berargumen bahwa semua ini adalah trik pencitraan untuk menunjukkan prestasi sementara program sebenarnya tidak membuahkan hasil yang diharapkan.

Demikian disampaikan pemuda asal dapil Malaka 3, Kristo Molo di Betun, Kamis, (5/9/2024).

Kristo Molo berpendapat bahwa program ini hanya berfungsi untuk meningkatkan citra pemerintah tanpa memberikan manfaat langsung bagi rakyat.

Kata dia, Beras Nona Malaka diiklankan dengan gambar menarik dan tulisan yang menjanjikan keberhasilan, namun ternyata banyak masyarakat hanya melihat karung kosong.

“Di luar kemasan, terlihat ilustrasi seorang gadis yang sedang membersihkan beras dengan latar sawah hijau. Namun, isi dari karung itu sendiri menjadi pertanyaan, karena banyak yang mengklaim tidak menemukan beras dijual dimana,” kata Kristo menanyakan kesenjangan antara pemasaran dan realitas di lapangan.

Penelusuran tim media, Sebagian masyarakat merasa kecewa dengan janji-janji yang tidak kunjung terealisasi. Protes dari warga yang merasa bahwa mereka lebih membutuhkan beras daripada sekadar nama dan merek yang terdaftar.

“Apakah makanan atau merek yang paten yang lebih penting bagi kami?,” jawab singkat Yakobua Ulu Ose, salah satu tokoh masyarakat Desa Kereana.

Lanjut dia, Beras Nona Malaka memang diakui memiliki hak paten sebagai sebuah merek. Namun, keberadaan merek ini tidak memberikan manfaat nyata jika produk tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Hingga saat ini, pemerintah Kabupaten Malaka belum memberikan tanggapan yang memadai terhadap polemik yang terus berkembang. Masyarakat berharap adanya klarifikasi mengenai program swasembada pangan yang diusung paket SN-KT untuk mengedukasi mereka tentang pencapaian dan rencana ke depan.

Tanpa adanya tindakan nyata, keraguan tentang Beras Nona Malaka dan program swasembada pangan akan terus membayangi perjalanan kepemimpinan saat ini. *(Ferdy Bria) 

https://gawai.co/docs/pkv-games/ https://gawai.co/docs/dominoqq/ https://gawai.co/docs/bandarqq/