Dari Kampung Waedangka ke Kampung Waebouk, Kisah Berjalan Bersama Kaum Terpasung di Nusa Terus Terpasung, Indonesia

Oleh Markus Makur, Anggota Forum Jurnalis Flores-Lembata (FJF-L) NTT

MANGGARAI,bidiknusatwnggara.com | Suasana alam di kampung itu sangat sejuk. Asri, diapiti beberapa bukit serta pemandangan alam semesta yang sungguh menakjubkan mata sejauh dipandang. Di tambah dengan berjejeran petak-petak sawah terasering di lereng bukit. Itulah kondisi alam di Kampung Waedangka, Desa Racang, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Sabtu, 22 Juli 2023.

Ada apa di kampung yang berada di sudut dan atau pinggiran dari Nusantara ini. Mengapa kampung itu dipublikasikan, yang berbeda dengan kampung lain di Negeri ini. Tentu memiliki alasan khusus. Bahwa di kampung lembah Waedangka hidup juga manusia bermartabat yang sama dengan manusia universal lainnya di planet bumi. Manusia yang sama dihadapan Sang Pencipta dan sama-sama dilahirkan di lembaran buku bumi ini. Dan juga manusia lahir dari dan karena kerapuhan manusiawi, manusia fana, manusia yang mudah sakit dan manusia pasti mati.

Siang itu sinar matahari sudah sangat terik. Matahati kami juga disinari cahaya Sang Ilahi untuk bergegas dari Pastoran Paroki Orong, Kevikepan Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng. Sebelum kami bergegas dan melangkah dari rumah Pastoran Paroki itu, kami dihentikan sementara oleh ibu-ibu yang bekerja di Pastoran itu agar makan siang. Hidangan sudah tersedia di meja makan, Sabtu, (22/7/2023) jam 11.30 wita.

Pater Avent Saur, SVD, saya, Om Bone dan Feri duduk di kursi yang sudah rapi di sekeliling meja makan. Hidangan menu sangat enak, ada daging ayam, sayur-sayuran serta nasi. Piring, sendok sudah tersedia di meja makan yang sangat bersih. Satu per satu kami cedok nasi, laukpauk, sayur-sayuran sesuai porsi lambung masing-masing.

Hidangan yang lezat itu untuk menambah energi dalam perjalanan jauh yang dimulai dari rumah pastoran tersebut.

Usai makan bersama di meja makan, kami pamit di Ibu-Ibu yang setia bekerja di Rumah Pastoran Paroki tersebut. Kami semua menyampaikan terima kasih banyak atas pelayanan yang sangat baik dari Jumat sore, 21 Juli 2023 hingga Sabtu, 22 Juli 2023. Untuk diketahui, Pater Avent Saur, SVD adalah seorang Imam Katolik dari Kongregasi Serikat Sabda Allah memimpin perayaan Ekaristi perkawinan dari salah satu anggota keluarganya dari Kampung Galang yang dilaksanakan di Gereja Paroki Orong.

Misa dilaksanakan pukul 16.30 Wita. Perayaan Ekaristi berjalan lancar. Seusai misa, kami mendapatkan hidangan kopi, air gula merah dan kue tar. Kondisi tubuh saya masih kurang fit. Ada batuk, flu. Lelah dengan perjalanan yang menantang adrenalin dengan kondisi jalan di kupang yang rusak dan berlubang-lubang.

Malamnya, kami makan malam di rumah teman satu angkatan dari Pater Avent Saur, SVD yang memilih mengabdi menjadi pendidik di salah sekolah menengah pertama (SMP) di Orong, Ibukota Kecamatan Welak. Makan malam dengan hidangan yang lezat, ayam bakar, ada daging dan tentu ada nasi. Di tambah hidangan penutup adalah minum tuak atau moke. Tepat pukul 23.00 wita, kami kembali ke Pastoran dan langsung istirahat untuk memulihkan tubuh yang rapuh.

Sabtu pagi di Pastoran Orong

Suara ayam berkokok di sekeliling pastoran membangunkan kami untuk lekas bangun. Suara ayam sudah memberi tanda bahwa pagi telah tiba dan saatnya bangun dari tempat tidur. Waktunya memulai dengan aktivitas pagi. Saya, Om Bone dan Feri masih belum bangun karena badan masih agak lelah. Tak lama kemudian, Pater Avent, SVD membangunkan kami untuk sarapan pagi.

Tak lama kemudian, kami bangun dan menuju ke meja makan. Di meja makan yang sudah dihidangkan, duduk seorang Frater Tahun Orientasi Pastoral (TOP), umat biasa sebut Frater TOP. Frater ini calon imam Keuskupan Ruteng. Ia berasal dari Kampung Sita, Manggarai Timur. Berbincang-bincang ala kadar sambil sarapan pagi sungguh merasakan kebersamaan lintas usia, lintas profesi, lintas etnis, tapi satu iman.

Setelah sarapan pagi, Frater itu bergegas mandi karena ia bersama Pastor Paroki Orong melakukan pelayanan komuni pertama di salah stasi di Paroki tersebut. Sementara Pater Avent, Saya, Om Bone dan Feri masing-masing mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan lagi untuk menjumpai sahabat Kelompok Kasih Insanis (KKI) di Kampung Waedangka. Bersyukur cuaca tidak hujan. Tepat jam 11.00 Wita, kami bergegas dari Pastoran Orong, tetapi sebelumnya, karyawan di Pastoran Orong mengajak makan siang yang sudah dihidangkan diatas meja di ruang makan. Lauk pauknya enak, ada ikan, telur dan sayur mayur. Kami bersyukur atas semua kebaikan dari orang-orang yang selalu berjalan bersama relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI). Malamnya, kami bersama dengan Ketua Koordinator Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Sehat Jiwa Kabupaten Manggarai Barat. Biasanya karena sudah menjadi kebiasaan kami saat terjadi perjumpaan pasti berkelakar apa adanya untuk saling menguatkan persahabatan lintas Kabupaten di Pulau Flores.

Semua barang sudah masuk ke dalam bagasi mobil, kami pun minta pamit di karyawan dan menyampaikan terima kasih banyak atas kebaikannya. Dari Pastoran Orong, kami menuju ke Kantor Puskesmas Orong untuk bertemu dengan dokter dan perawat. Berjumpa dengan seluruh perawat yang mengenal Pater Avent,SVD dan memberikan salaman kekeluargaan. Kami menunggu agak lama sambil berdiskusi dan menyampaikan maksud kedatangan kami.

Pukul 12.30 Wita, kami bergegas dari Kantor Puskesmas Orong menuju ke Kampung Waedangka dengan menyusuri jalan pedesaan. Kurang lebih kami menempuh waktu 45 menit dari Kampung Orong ke Kampung Waedangka.

Keluarga dan Warga Sudah Menunggu Kedatangan Kami

Keluarga dari pasien bersama warga kampung Waedangka sudah menunggu kedatangan kami. Tak lama kemudian, dokter dari Puskesmas Orong tiba dan memeriksa kondisi pasien yang dipasung kaki dan tangannya di kamar. Sebab, sore itu, balok pasung dibongkar dan pasien direhabilitasi di Panti Renceng Mose Ruteng untuk pemulihan dari derita gangguan jiwanya.

Setelah dokter kembali ke Orong, Pater Avent, SVD bersama keluarga dan warga membongkar balok di kaki yang diikat oleh mur baja dilanjutkan membongkar balok di tangannya.

Pembongkaran pasungan sudah selesai, pasien memakai baju yang layak dan kami langsung jalan menuju ke Panti Renceng Mose Ruteng. Kami berangkat pukul 16.00 Wita. Kami tiba di Panti sekitar pukul 18.00 Wita. Kami disambut oleh Bruder Honor dan beberapa karyawan serta perawat jiwa di panti tersebut.

Akhirnya pasien di rawat dan dijaga oleh anggota keluarga untuk sementara waktu. Malam itu kami menginap di Biara Bruder Karitas Ruteng.

“Kami berdoa semoga Tuhan memulihkan Sahabat KKI yang sedang dirawat. Sebab hanya Tuhan yang mampu memulihkan manusia yang sakit dan dengan bantuan obat-obatan.”

Mengikuti Misa di Kapel Panti Renceng Mose Ruteng

Hari Minggu, 23 Juli 2023, saya memiliki pengalaman pribadi dengan mengikuti misa di Kapel Panti Renceng Mose Ruteng bersama dengan sahabat berkebutuhan khusus yang sedang dirawat di panti tersebut. Sungguh menyentuh hati dan begitu banyak pertanyaan dalam hati selama perayaan misa berlangsung yang dipimpin oleh Romo Marthin, Pr, Kepala Sekolah SMAK Santo Fransiskus Ruteng. Pengalaman hidup yang benar-benar nyata.

Misa hari Minggu juga sangat khusus, dimana Bruder Agus merayakan 40 tahun Hidup Membiara di Kongregasi Karitas dengan melayani orang-orang dengan gangguan jiwa, baik selama di Pulau Jawa maupun di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, NTT.

Misa hari itu juga diikuti oleh karyawan dan perawat yang melayani kebutuhan dan pengobatan bagi semua penghuni Panti.

Hantar Pulang Sahabat Pulih Jiwa

Cuaca dingin Kota Ruteng menusuk tubuh. Dengan kondisi dingin itu, kita pasti memakai jaket anti dingin agar badan tetap hangat, Senin, (24/7/2023).

Bangun pagi jam 05.30 Wita, dilanjutkan dengan misa harian di Kapel Biara Karitas Ruteng dipimpin Pater Avent Saur, SVD. Yang mengikuti misa pagi, sebagaimana biasa disebutkan, Saya, Om Bone, Bruder Honor dan Bruder Agus.

Selesai misa dilanjutkan dengan sarapan pagi di ruang makan Biara Karitas Ruteng dan mempersiapkan perjalanan jauh untuk menghantar pulang pasien pulih jiwa yang selama 6 bulan dirawat dan direhabilitasi jiwa dengan konsumsi obat di Panti Rehabilitasi Renceng Mose Ruteng.

Februari 2023, pasien ini dibongkar pasungnya oleh relawan KKI berkolaborasi dengan Kepolisian Sektor Kota Komba, Kelurahan Ronggakoe dan Puskesmas Waelengga, serta Pemerintah Kecamatan Kota Komba. Waktu itu, Pater Avent Saur, SVD bersama relawan KKI menghantar pasien ini di Panti Rehabilitasi Renceng Mose Ruteng. Waktu itu cuaca hujan lebat saat menghantarnya dari Kampung Waebouk, Kelurahan Ronggakoe, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT.

Kini Juli 2023, Pater Avent Saur, SVD bersama relawan KKI Peduli Sehat Jiwa NTT menghantar pulang sahabat pulih jiwa ke tengah keluarganya di Kampung tersebut. Kami berangkat dari Panti Rehabilitasi Renceng Mose Ruteng, jam 08.30 Wita.

Dari Panti, kami melintasi Kota Ruteng, Ibukota Kabupaten Manggarai ditengah cuaca dingin, menuju ke arah Timur dengan melewati Kampung Carep, Langgo, hingga di jembatan perbatasan Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur dan menuju Mano, Bealaing, melewati danau Ranamese, Golo Loni, Sita, Golomongkok, Jati, Borong, Tanggo, Kisol dan tiba di Kampung Waebouk jam 11.00 Wita.

Setelah turun dari mobil, sahabat pulih jiwa disambut oleh saudarinya yang selama dipasung dirawatnya serta Lurah Ronggakoe. Saudari itu meneteskan airmata karena terharu atas kondisi kesehatan dari saudaranya yang pulih. Kemudian, ia dihantar ke rumahnya yang terletak di sisi kanan jalan raya Transflores dari arah Barat ke Timur. Sejumlah keluarga dan ketua Rukun Tetangga (RT) sudah berkumpul di dalam rumah tersebut.

Bruder Honor, Pater Avent Saur, Om Maksi, Om Bone, Om Feri dan masuk ke rumah. Kami disambut dengan salam kasih. Tak lama kemudian, Camat Kota Komba, Ibu Regina Malon, Kapolsek Kota Komba, anggota Babhinkamtibmas, Babinsa Waelengga, Kepala Puskesmas Waelengga juga tiba di rumah serta perawat di Puskesmas Pembantu (Pustu) Ronggakoe.

Ritual Adat Penyambutan

Seorang tua adat yang dipercayakan keluarga memberikan kepok adat dengan simbol sebotol moke untuk menyambut tim dari Panti Renceng Mose Ruteng, Pater Avent Saur, SVD, selaku Ketua KKI Peduli Sehat Jiwa NTT, Camat Kota Komba, Kapolsek Kota Komba dan semua tamu yang hadir menyaksikan pulihnya kesehatan dari sahabat Pulih Jiwa tersebut. (Saya tidak menyebut namanya, hanya sebut sahabat pulih Jiwa, dari sisi etis tulisan-red).

Tak lama kemudian, tiba juga Relawan KKI Manggarai Timur sekaligus wartawan, Rosis Adir dan Damianus Babur yang lazim disapa Andre Babur untuk sama-sama memberikan dukungan bagi sahabat KKI yang sudah pulih jiwanya.

Tak lama muncul Dokter Elsi dan staf Pengelola Keswa Puskesmas Waelengga.

Sosialisasi Kesehatan Jiwa (Keswa)

Camat Kota Komba, Regina Malon menyampaikan, anggota keluarga harus menjaga dan memberikan dukungan kepada sahabat yang sudah pulih. Minum obat. Komunikasi dengan perawat apabila obat sudah habis.

Dokter Elsi menjelaskan, fungsi obat pemulihan kesehatan jiwa. Selain itu dukungan keluarga untuk pasien yang pulih sangat dibutuhkan. Apabila obat sudah habis, silahkan ke layanan medis. Jangan putus obat. Hal ini.juga dijelaskan oleh Bruder Honor tentang jenis obat yang dikonsumsi. Kalau habis obat, secepatnya berobat di layanan medis.

Pater Avent Saur, SVD meminta keluarga untuk merawat orang Pulih dari Gangguan Jiwa. (OPDGJ) dengan baik. Ajak beraktivitas seperti biasa di rumah. Pasien tidak putus minum obat.

“Saya ajak anggota keluarga untuk menjaga anggota yang sudah pulih dan perhatikan minum obatnya. Jangan putus minum obat. Obat habis, silahkan berobat di layanan medis. Jangan lagi berobat ke dukun dan pendoa,” ajaknya. ****