Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) Tahun 2025 Meriahkan SMA Negeri Biudukfoho

BIDIKNUSATENGGARA.COM | SMA Negeri Biudukfoho, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka, menjadi tuan rumah pelaksanaan Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) tahun 2025, yang diikuti oleh 24 Sekolah Menengah Atas, termasuk SMK, pada Senin (19/5/25).

Terpantau media ini, sekitar pukul 11.30 WITA, halaman SMAN Biudukfoho dipadati oleh guru, siswa-siswi, dan masyarakat setempat yang antusias menyaksikan lomba seni dan sastra.

Piala bergilir dan piala tetap diserahkan dengan iringan Drumband dari SMAN Harekakae untuk diperebutkan. Para tamu undangan disambut dengan tradisi adat Hase Hawaka dan pengalungan selendang, sebelum diarahkan masuk dengan iringan tarian-tarian adat Kabupaten Malaka.

Festival ini telah berlangsung di Kabupaten Malaka sejak tahun 2022, dengan lokasi yang berbeda setiap tahunnya. Pada tahun 2022, FLS3N diadakan di Paroki Kada, dilanjutkan di SMAN Harekakae pada tahun 2023, kemudian di SMAN Iokufeu pada tahun 2024, dan pada tahun 2025 diselenggarakan di SMAN Biudukfoho.

FLS3N 2025 mengangkat tema “Ekspresi Seni, Inspirasi Negeri.”

Ketua panitia FLS3N Yulius Fabianus Manuk, S.Pd, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini wahana pengembangan bakat dan minat di bidang seni dan sastra, dengan harapan para pemenang akan mewakili Kabupaten Malaka di tingkat provinsi pada pertengahan Juli 2025.

Sebagai tuan rumah, Yulius Fabianus Manuk, yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAN Biudukfoho, menginformasikan bahwa FLS3N akan dilaksanakan selama dua hari, dari tanggal 19 hingga 20 Mei 2025.

Peserta kegiatan ini berasal dari semua SMA di Kabupaten Malaka, dengan total 36 sekolah. Namun, daftar terakhir yang diperoleh sebanyak 24 sekolah berpartisipasi, sedangkan 12 sekolah lainnya tidak ikut.

Laporan Ketua panitia FLS3N 2025, Yulius Fabianus Manuk, S.Pd,

Jenis lomba, sesuai juknis FLS3N, mencakup enam jenis lomba, di luar debat bahasa Indonesia dan debat bahasa Inggris. Namun, lomba debat juga akan dilombakan di tingkat provinsi. Oleh karena itu, debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggeris termasuk dalam perlombaan ini.

Dengan demikian, ada delapan jenis lomba yang dipertandingkan pada FLS3N, yaitu; Solo tunggal putra/putri, Gitar solo, Tarian kreasi, Cipta dan baca puisi, Monolog, Karya, Debat bahasa Indonesia, dan Debat bahasa Inggris.

Ketua Panitia menjelaskan bahwa panitia menyediakan piala bergilir FLS3N Koordinator Pengawas (Korwas) SMA, SMK, dan SLB bagi juara umum, dengan syarat juara umum merupakan akumulasi nilai dari setiap lomba.

Yulius juga menjelaskan bahwa juri dalam kegiatan FLS3N ini merupakan guru-guru SMA yang berkompeten di bidangnya, di luar panitia penyelenggara. Sementara koordinator juri untuk masing-masing jenis lomba adalah panitia yang bertugas untuk mengkoordinir, memantau, dan merangkum hasil penilaian dari juri.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Wilayah (Korwil) SMA, SMK, dan SLB Kabupaten Malaka, Drs. Yulius Seran Bria, MM, dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan FLS3N, menyatakan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah meluncurkan mode pembelajaran baru yang disebut Mode Pembelajaran Mendalam.

Mode ini berkaitan dengan bagaimana kita mengolah pikir, olahraga, hati, dan rasa. Olah hati dan olah rasa ini juga tercermin dalam kegiatan FLS3N yang sedang diselenggarakan.

Yulius Seran Bria mengawali sambutannya dengan ungkapan sederhana, “tidak sulit bagi air untuk menjadi basah, tidak sulit bagi api untuk menjadi panas. Tetapi sangat sulit bagi manusia untuk menjadi manusia.”

Sambutan Koordinator Wilayah (Korwil) SMA, SMK, dan SLB Kabupaten Malaka, Drs. Yulius Seran Bria, MM

Mengacu pada kalimat tersebut, Yulius menjelaskan bahwa di sekolah, proses memanusiakan manusia terus berjalan, dan proses ini dilaksanakan oleh bapak/ibu guru serta kepala sekolah, dan bukan sekadar berorientasi pada intelektual atau fisik, tetapi juga mendalami aspek emosional, yang terwujud dalam lomba seni dan sastra.

“Sesungguhnya momentum Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional dimaksudkan untuk menelisik hati. Kegiatan ini berbicara tentang hati dan rasa, dan selama dua hari ini anak-anak kita akan menampilkan kreativitas mereka dari masing-masing sekolah,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa dewan juri memiliki peran penting dalam menentukan hasil akhir, karena anak-anak yang dihasilkan di SMAN Biudukfoho akan mewakili Kabupaten Malaka pada tingkat provinsi.

“Mereka di Kupang tidak hanya membawa nama sekolah, tetapi atas nama Kabupaten Malaka. Jika mereka berhasil meraih juara lagi di tingkat provinsi, maka anak-anak dari Malaka akan dikirim ke Jakarta, dan itu merupakan kebanggaan bagi kita semua,” tegasnya.

Ia juga berharap agar sekolah-sekolah yang belum mengirimkan perwakilan tahun ini dapat berpartisipasi di tahun depan untuk menjadikan acara ini semakin semarak dan meriah.

Acara pembukaan FLS3N dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, termasuk perwakilan camat, Kapolsek, Danramil, serta kepala sekolah dari tingkat SD dan SMP.**(fb)