BIDIKNUSATENGGARA.COM | PUJASERA atau Pusat Jajanan Serba Ada yang terletak di pusat Kota Betun, kembali disoroti Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Malaka, Petrus Nahak Manek, Sp.
Ketua Komisi II DPRD yang bermitra langsung dengan Dinas Pariwisata berharap PUJASERA segera diperhatikan oleh pemerintah. Hal tersebut didukung dari beberapa pertimbangan, salah satunya untuk mendorong pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kecil.
Karena dasar pertimbangannya, Kabupaten Malaka dan Kota Betun saat ini sangat sepih dan belum ada ikon yang menggambarkan kekayaan budaya dan potensi daerah.
Petrus Nahak menilai, setiap daerah biasanya memiliki suatu tempat yang dikenal luas sebagai ruang publik. Sementara di Kabupaten Malaka sendiri, terdapat suatu ruang publik yang dimanfaatkan oleh warga setempat untuk beragam keperluan, mulai dari arena berkumpul, pusat kuliner, hingga tempat penyampaian aspirasi masyarakat. Ruang tersebut seharusnya menjadi tempat yang mencerminkan identitas lokal dan juga dapat memperkuat rasa kebersamaan antar warga.

Ia menilai, lokasi PUJASERA ini dapat menjadi sumber penghidupan bagi rakyat kecil serta mendukung tumbuhnya pelaku ekonomi mikro di Kota Betun. Dengan pengembangan yang tepat, PUJASERA tidak hanya berfungsi sebagai tempat berjualan, tetapi juga bisa menjadi ajang promosi untuk produk lokal, yang pada gilirannya dapat mengangkat citra Kota Betun ke kancah yang lebih luas.
“Setuju untuk mendorong, karena dasar pertimbangannya, Kabupaten Malaka dan Kota Betun saat ini sangat sepih dan belum ada ikon yang menggambarkan warna kota,” tandas Petrus. Rabu, (12/2/25).
Dengan demikian, PUJASERA dapat menjadi landmark baru yang menarik perhatian wisatawan dan masyarakat umum. “Lapak-lapak yang ada saat ini dibangun dan dibuka secara mandiri oleh pelaku UMKM atau ekonomi kreatif terlihat kumuh. Pujasera diharapkan sebagai sentra kuliner tradisional dan kekinian juga sebagai pusat hiburan masyarakat Malaka,” ungkap Petrus.
Dia menginginkan adanya penataan lingkungan dan fasilitas yang menunjang kenyamanan, seperti tempat duduk yang layak, aksesibilitas yang baik, serta kebersihan yang terjaga agar pengunjung merasa betah.
Setelah dibangun oleh pemerintah, diharapkan sebagai giat untuk peningkatan PAD Kabupaten Malaka sebagai ukuran kemandirian Daerah, maka diharapkan kepada pemerintah untuk segera menyusun regulasinya dan melakukan desain pembangunan fisiknya.
Dengan langkah ini, PUJASERA bisa menjadi model pengembangan ekonomi berkelanjutan serta mendorong inovasi baru, membantu masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan tuntutan konsumen.
“Sebuah kolaborasi antara pemerintah daerah dan pelaku UMKM akan sangat diperlukan untuk mencapai visi bersama dalam menjadikan PUJASERA sebagai pusat kebangkitan ekonomi dan budaya di Kabupaten Malaka,” tutupnya**(Ferdy Bria)