BIDIKNUSATENGGARA.COM | Gregorius Bati, salah satu kader Partai Perindo, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sejumlah program yang dijanjikan oleh pemimpin SNKT.
Hal itu disampaikan Gregorius Bati saat orasi politiknya pada Kampanye terbatas SBS-HMS di Desa Raba Haerain, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, pada Jumat, (4/10/24)
Goris Bati menyoroti ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai aspek, termasuk pertanian dan layanan kesehatan. Ia mengatakan bahwa banyak janji yang tidak ditepati, yang membuat masyarakat merasa tertipu dan kecewa.
Goris Bati merupakan bagian dari tim pemenangan SNKT pada pemilihan kepala daerah 2020. Namun saat ini ia mengambil sikap tegas untuk mendukung kandidat SBS-HMS setelah merasakan kekecewaan akibat janji-janji palsu yang disampaikan oleh pemimpin saat ini.
“Saya tim inti, tim pemenangan SNKT di bumi malaka salah satunya adalah saya. Saya baru merasakan ketika kita sudah berjuang keras kemudian ditipu. Sebagai manusia kalau kita kerja dengan hati kemudian ditipu kita merasa sangat sakit,” ungkap Goris.
Goris Bati mengkritik kualitas beras Nona Malaka yang didistribusikan kepada masyarakat. Ia menjelaskan bahwa produk tersebut ternyata tidak memenuhi harapan, karena banyak dari beras tersebut yang diimpor dari luar daerah, walaupun tertera label Nona Malaka.
“Saya mewakili partai perindo pada sore hari ini saya katakan gagal total periode ini soal pertanian. Sebut beras nona malaka sangat menyedihkan sekali. Kasihan masyarakat malaka bisa ditipu dengan warna karung. Tulisan di karung “Nona Malaka” tapi isi berasnya datang dari luar negeri,” ungkapnya seraya meminta masyarakat untuk tidak dianggap sebagai “boneka”.
“Jangan jadikan kami boneka. Jangan! Kami bukan boneka, kami bodoh tapi tidak jadi boneka untuk orang lain,” pungkasnya.
Dari segi kesehatan, Goris mengungkapkan bahwa program kesehatan gratis yang diusung oleh pemimpin SNKT tidak berjalan baik. Selama kepemimpinan sebelumnya oleh SBS, layanan kesehatan dinilai lebih baik dan lebih mudah diakses. Namun, saat ini, situasi di rumah sakit mencerminkan sebuah krisis dengan kurangnya dokter dan layanan yang tidak memadai, bahkan sampai menyulitkan pasien dalam proses persalinan.
“Saya mau katakan bahwa beda jauh sekali dengan kepemimpinan SN dan kepemimpinan bapak SBS di bidang kesehatan. Di kepemimpinan SN, kesehatan sangat parah. Saat ini dokter tidak ada. Saya pernah melihat salah satu pasien melahirkan di RSUPP Betun, sampai tengah malam tidak ada yang melayani karena dokter tidak ada. Akhirnya ibu itu melahirkan anak prematur,” ungkap Goris
Goris menjelaskan, masalah pelayanan kesehatan yang buruk menunjukkan bahwa kebijakan yang diambil berdampak negatif terhadap kesejahteraan masyarakat. Ia mengatakan, di bawah kepemimpinan SBS, masyarakat mendapatkan akses kesehatan yang sangat baik. Sebaliknya, kepemimpinan SNKT dianggap membawa kemunduran.
Akibat dari kekecewaan ini, Goris Bati menyatakan keputusan untuk mengalihkan dukungan dari SNKT ke pasangan calon SBS-HMS.
“Jadi SBS-HMS adalah dukungan kami dari partai perindo. Termasuk saya pribadi juga dulunya dukung SNKT sekarang beralih dukung ke bapak SBS dan HMS untuk memimpin kita di rai Malaka supaya masyarakat tidak lapar dan ke rumah sakit dilayani dengan baik dan gratis,” tandasnya.
“Makanya kembali ke SBS-HMS supaya berobat cukup kasih tunjuk KTP saja kita dilayani dengan baik dan semua biaya ditanggung pemerintah,” tutup Goris. *(Ferdy Bria)