BETUN-BIDIKNUSATENGGARA.COM | Dengan intensitas tinggi dan kiriman air dari hulu membuat 4 Desa di Kecamatan Malaka Malaka Barat, Kabupaten Malaka, terendam banjir. Camat langsung turun melakukan pemantauan di beberapa titik banjir. Senin, (11/3/24)
Pemantauan tersebut bertujuan untuk mengantipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Camat Malaka Barat, Remigius Bria memadukan langsung situasi dan kondisi warganya yang terdampak banjir.
Menurut Remigius Bria, banjir yang terjadi pukul 02.00 Wita dini hari, memiliki ketinggian mencapai 1 meter. Dari 4 Desa, setidaknya ratusan Kepala Keluarga (KK) dilanda banjir. Langkah yang dilakukan Camat Malaka Barat ialah evakuasi warga yang terdampak parah kemudian mobilisasi air bersih untuk warga terdampak.
“Ada 4 desa yang terkena banjir, yakni desa fafoe, desa sikun, desa oanmane, dan desa mota’ain. Untuk sementara penanganan yang kita lakukan adalah evakuasi warga yang terdampaknya parah, kemudian mobilisasi air bersih untuk warga terdampak,” Kata Remi Bria, saat melakukan pemantauan di Desa Oanmane.
Pihaknya sudah perintahkan Kepala Desa agar mendata warga yang terdampak bencana untuk melaporkannya ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malaka. “Yang pasti sekitar 75 persen seluruh KK di 4 Desa ini terdampak. Untuk data rilnya sementara didata oleh kepala desa sehingga dalam waktu dekat kita akan laporkan ke BPBD” Katanya.
Lanjut Remigius Bria, untuk mengatasi banjir Malaka hanya bisa memperbaiki tanggul yang jebol. Kata dia, sebagus apapun program pemerintah, tidak akan berhasil jika tanggul di Dusun katara-Desa Fafoe dan Desa Oanmane dibiarkan rusak.
“Apapun program pemerintah, dia tidak akan berhasil jika setiap tahun selalu ada banjir. Solusinya hanya satu, harus perbaiki tanggul,” Pungkasnya.
“Banjir ini setiap tahun selalu ada, makanya segala kegiatan pemerintah sebagus apapun akan gagal kalau tidak dibarengi dengan pembangunan tanggul,” Tambahnya.
Sementara, Alexander Seran salah satu warga Desa Fafoe menjelaskan, hujan deras itu menyebabkan sungai benenai meluap melalui tanggul yang jebol sejak 3 tahun lalu akibat badai siklon tropis seroja 2021. Luapannya pun masuk ke pemukiman dan merendam sebagian besar rumah warga dan lahan pertanian.
“Banjir terjadi sekitar pukul 02.00 Wita hingga sekarang akibat Sungai Benenai meluap melalui tanggul yang jebol sejak badai seroja lalu,” Kata Alexander, Warga Dusun Kfularan.
Terpisah, Raimundus Nahak Warga Dusun Laetua-Desa Oanmane, berharap pemerintah segera membangun tanggul lanjutan di Dusun Busabelo. Kata dia, bantuan berupa beras, mie instan dan lain sebagainya masyarakat tidak membutuhkan. Yang masyarakat butuhkan adalah langkah kongkrit penanganan banjir agar banjir tidak kembali terulang.
“Kami hanya butuh bapak Bupati bangun tanggul. Kami tidak butuh yang lain-lain. Percuma pemerintah datang bawah beras, mie dan telur tapi kami akan selalu sengsara setia tahun,” Ungkap Raimundus Nahak. **(fb)