News  

Pekerjaan Rumah Bantuan Seroja Di Malaka Sangat Memilukan

BETUN,bidiknusatenggara.com– Proyek pembangunan rumah seroja dengan klasifikasi kategori rumah rusak ringan yang dikerjakan oleh CV Valentino terlihat sangat memilukan ketika investigasi wartawan di lapangan diduga kontraktor kerja asal jadi.

Kontraktor yang mengerjakan rumah bantuan milik Andreas Maroe di Dusun Halimalaka C, Desa Rabasa Haerain, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Provinsi NTT diduga kontraktor kerja asal jadi. Pasalnya, rumah bantuan milik Andreas Maroe kategori rusak ringan dengan nilai Rp 10.000.000 diduga kontraktor hanya mengecet dinding rumah dan ganti beberapa papan, kemudian kontraktor menambahkan satu item bangun WC yang berukuran 1/30 X 2 Meter.

Maria Goreti Aek, cucu dari Andreas Maroe merasa kecewa dengan kontraktor yang mengerjakan rumah bantuan tersebut. Lantaran sebelum rumah itu rehab, mereka masih tidur nyaman di atas papan lama. Namun setelah di rehab mereka harus memilih tidur di luar akibat papan yang diganti oleh kontraktor tidak rapih, banyak gelombang dan ukuran papan satu dengan papan yang lain berbeda ketebalan.

“Manfaat dari rehab rumah ini dimana? Awalnya mereka datang kerja kami tidak ada. Tiba-tiba kami datang rumah sudah cat. WC juga kami tida minta supaya bangun, tiba-tiba mereka bangun saja. Dulu sebelum rehab kami tidur nyaman sekarang kami harus memilih tidur di luar karena papan yang diganti banyak gelombang”, ungkap Goreti Aek saat ditemui bidiknusatenggara.com pada Selasa 8/11/22.

Goreti Aek mengaku, para pekerja hanya datang cat, setelah itu cet yang sisa mereka bawa pulang dan cet di rumah yang lain. Selain itu, mereka juga bangun WC tanpa konsultasi dengan pemilik rumah. “Kami hitung-hitung material yang mereka turunkan hanya sekitar Rp2 juta sampai Rp3 juta. Lalu sisa uang itu mereka kasih ke siapa?”, ucapnya.

Ditanya siapa kontraktornya, Goreti Aek tidak mengenal karena para pekerja datang mereka sedang berada di rumah mertuanya di Desa Rabasa Biris. Para pekerja langsung bekerja dan tidak memperkenalkan nama atau pemilik CV serta tidak menjelaskan klasifikasi kategori rumah mereka rusak ringan, sedang atau berat.

“Waktu mereka datang kerja, kami tidak ada dirumah. Saya dan suami datang di rumah mertua di Rabasa Biris. Kami pulang itu kami kaget karena rumah warna sudah lain, papan di dalam rumah juga mereka ganti. Kalo tidak salah mereka kerja rumah ini hanya 3 hari saja”, ungkapnya.

Goreti juga menambahkan, proses pengerjaan rumah mereka yang dikerjakan oleh para pekerja hanya cat dinding dan ganti beberapa bentangan papan dan tidak ada kesepakatan awal. “Mereka tidak pernah ada kesepakatan dengan kami. Termasuk WC kami tidak minta untuk di tambah”, tambah Goreti

Sementara itu Kontrak yang mengerjakan rumah Andreas Maroe saat di konfirmasi lewat via telpon mengatakan, penambahan item bangun baru berupa WC dikarenakan kurang volume kerja.

“Jadi untuk WC itu konsultan yang suruh untuk penambahan. Karena volumenya masih kurang makanya ditambah WC”, jelas kontraktor CV Valentino.

Terpisah, Kepala Desa Rabasa Haerain, Maria Imakulata Seuk, saat di temui awak media pada beberapa waktu lalu menjelaskan, rumah yang harus diperbaiki tesebut dalam nomenklatur jelas tertulis bahwa ada interior dan eksterior.

“Tapi yang terjadi hanya cat dinding. Dan ini berdasarkan pengakuan warga saya sebagai penerima bantuan rumah seroja kategori rusak ringan,” ungkpnya.

Lanjut Maria Imakulata Seuk, Cat dinding itu hanya sebagai dekorasi agar terlihat indah dipandang. “Setahu kita cet dinding itu hanya sebagai dekorasi supaya rumah itu kelihatan bagus atau indah dipandang,” ungkapnya.

Kalaupun pihak ketiga atau kontraktor menawarkan membangun jamban atau WC, penerima pasti akan ikut saja

“Jangan bodohi penerima dengan cat dinding kemudian selesai. Kemudian, untuk lebih meyakinkan bahwa pengerjaan sesuai dengan anggaran yang ada, mereka tawarkan kepada penerima untuk bangun jamban atau WC. Jadi, mereka sudah tawarkan begitu ya penerima terima dan ikuti saja,” Tambahnya

Hingga berita ini diturunkan, Gabriel Seran yang menjabat Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malaka yang dikonfirmasi terkait “Pekerjaan Rumah Bantuan Seroja Di Malaka Sangat Memiluhkan” belum memberi tanggapan hingga saat ini. Gabriel Seran hanya membaca pesan whatsApp berisi permintaan tanggapan yang dikirim ke nomor ponselnya pada Selasa (8/11/22) sore. (Ferdy Bria)