Progam R3P, BPBD Malaka Usul Rp 500 Miliar Untuk Penanganan DAS Benenai

BETUN,bidiknusatenggara.com-Pemerintah Daerah Kabupaten Malaka melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengusulkan anggaran Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Pusat untuk mengakomodir Daerah Aliran Sungai (DAS) Benenai dalam mengatasi banjir. 

Melalui program Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi (R3P) tersebut, Kabupaten Malaka mengusulkan 500 Miliar. Sesuai usulan, pada prinsipnya diterima Pemerintah Pusat untuk mengatasi banjir di Kabupaten Malaka-NTT.

Hal tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malaka, Gabriel Seran kepada awak media pada Sabtu (14/01/23).

Disampaikan Gabriel Seran, untuk penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS) Benenai dengan menindaklanjuti hal tersebut, BPBD Kabupaten Malaka telah mengusulkan melalui E-proposal dengan beberapa item seperti perbaikan tanggul, saluran irigasi, jalan Desa, Pembangunan Drainase dan pembagian aliran sungai Benenai.

“Untuk penanganan DAS Benenai kita sudah usulkan ke pemerintah pusat dengan program R3P. Kita usulkan 12 titik. 12 titik itu ada di mota ain-lawaluain 600 meter, lawalu-naiman 1,8 meter, Forekmodok-lamudur 550 meter, lamudur-wederok 600 meter, lalu sisanya titik wederok-angkaes. Wederok angkaes itu dulu sudah kerja 300 meter pake APBD” Ungkap Gabriel Seran selaku Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malaka.

Lanjut Gabriel Seran, “untuk bagian kanan benenai, ada haitimuk, kleseleon dan motaulun itu peningkatan. Karena dari BWS terlalu rendah. Sedangkan katara, sikun dan oan mane kita bangun baru. Sikun-oanmane 1,2 meter, kita rencana bisa lebihkan 100 meter lagi. Dan sisa dari sana kita akan alihkan ke kalete as dan mota hoar karena itu masuk dalam program cuaca ekstrem dan kita sudah usulkan ke pusat”, tambahnya.

Dikatakannya, respon dari pemerintah pusat untuk kegiatan di Kabupaten Malaka sudah disetujui, sehingga dalam usulan tersebut selain pembangunan tanggul, drainase, saluran irigasi, jalan Desa dan pembagian aliran Sungai Benenai, diusulkan juga lampu tenaga surya yang akan ditempatkan pada titik evakuasi warga, “Jadi kita usul itu ada tanggul, ada saluran irigasi, ada drainase dan ada jalan desa. Dan kita ada usulkan juga lampu tenaga surya untuk kita tempatkan di Desa-desa yang menjadi titik kumpul, misalkan saat banjir masyarakat itu dievakuasi di titik itu. Karena terjadi banjir listrik padam sehingga kita usulkan lampu tenaga surya supaya kita evakuasi masyarakat aman”, katanya.

“Itu beberapa usulan dari kita, tapi ada lagi beberapa kegiatan penunjang lainnya yang diarahkan oleh bapak Bupati” , tambah Gabriel Seran

Dirinya menjelaskan, program R3P tersebut diusulkan dari seluruh kabupaten yang mengalami bencana seroja 2021 lalu, “Usulan ini dari semua kabupaten. Dan kita dari Kabupaten Malaka sudah ajukan lewat E-proposal tinggal disana koreksi bila ada kekurangan mereka akan sampaikan kembali untuk kita perbaiki sambil menunggu rekomendasi gubernur”, pungkasnya

Dikatakannya, usulan melalui program R3P tersebut akan dieksekusi secara bertahap. Dimulai pada 2023 sampai dengan 2024 sesuai informasi yang disampaikan oleh Direktur Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Johny Sumbung S.K.M, M.Kes.

“Oleh karena itu kita dari daerah akan dialokasikan dananya secara bertahap. Misalnya ditahun ini kita dialokasikan berapa, tahun depan berapa dengan puncak penanganan serojanya di  2024”, pungkasnya

Sesuai dengan tahapan penanganan seroja, Kabupaten Malaka sendiri masih dalam tahapan transisi darurat ke tahapan pemulihan, sedangkan program R3P dilaksanakan pada tahap pasca bencana.

“Untuk usulan kita melalui R3P ini, kita eksekusinya sampai dengan 2024 sesuai dengan kesepakatan dan informasi dari Deputin R3P dan pak Direktur telah sampaikan ke pak Bupati dan saya sendiri yang mendampingi pak Bupati waktu itu. Dan teman-teman Deputin R3P sampaikan bahwa untuk usulan dari Kabupaten Malaka pada prinsipnya diterima. Tetapi untuk alokasinya bertahap. Bertahap sesuai dengan tahapan penanganan seroja. Kita sekarang masih dalam tahap transisi darurat ke pemulihan. Jadi untuk R3P di masa pasca bencana”, ujar Gabriel.

“Laporan akhir itu menjadi dasar untuk segera dilakukan eksekusi R3P dan kita di daerah sudah diminta untuk segera mengirim laporan lewat E-proposal”, lanjutnya.

Kabupaten Malaka awalnya mengusulkan 223 miliar untuk Dana penanganan seroja tahap pasca bencana namun usulan 223 miliar tersebut merupakan jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat bencana seroja. Sehingga kabupaten Malaka mengusulkan 500 miliar lebih untuk mengakomodir Daerah Aliran Sungai (DAS) Benenai dalam mengatasi banjir.

“Untuk kabupaten Malaka, awalnya kita koordinasi dan kita sampaikan usulan 223 miliar, tetapi setelah dokumen itu kita bawa ke pusat, kita koordinasi dengan Deputi R3P, Pak Jhoni Sumbung, beliau menyampaikan bahwa Malaka jangan terpaku pada jumlah kerusakan. Karena 223 miliar itu jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat bencana seroja, jadi bisa diusulkan lebih besar lebih baik, sehingga waktu itu kita usulkan sekitar 500 miliar”, tutup Gabriel. (Ferdy Bria)