BETUN-BIDIKNUSATENGGARA.COM | Bupati Perdana Kabupaten Malaka, dr. Stefanus Bria Seran, M.Ph yang menakhodai Malaka sejak 2016-2021, menorehkan banyak keberhasilan. Baik dibidang pengelolaan keuangan maupun bidang di olahraga.
Stefanus Bria Seran (SBS) , sebagai bupati kala itu, telah membuktikan diri sebagai sosok yang visioner dan inovatif. Dengan kepemimpinan yang efektif, SBS berhasil mengantarkan Kabupaten Malaka meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam pengelolaan keuangannya, sebuah prestasi yang menandakan tingkat akuntabilitas dan transparansi keuangan yang sangat baik.
Hal tersebut disampaikan langsung Kepala Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan NTT, Adi Sudibiyo dalam serah terima Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)Tahun Anggaran 2019 yang dilakukan secara virtual, Jumat (3/7/20) di Aula Kantor Bupati Malaka.
Kepala BPK RI Perwakilan NTT Adi Sudibyo mengatakan, penyerahan Opini WTP lazimnya diberikan secara langsung, namun karena Covid-19 maka dilakukan melalui video conference. Selain itu pihaknya juga telah mengirim LKPD 2019 melalui email Pemkab Malaka dan DPRD Malaka.
Adi menyampaikan penilaian terhadap LKPD Malaka 2019, dilakukan melalui dua tahapan yakni Februari-Maret 2020 dan April 2020. “Dari keseluruhan hasil penilaian, BPK RI memberikan Opini WTP untuk Pemkab Malaka,” ujarnya.
Adi juga memberikan apresiasi kepada Pemkab Malaka atas perjuangan dan kerja keras dimana telah melakukan pembenahan dan mengikuti semua rekomendasi hasil temuan yang disampaikan oleh tim editor.
Sementara itu SBB kepada media dengan gembira menyampaikan Pemerintah Kabupaten Malaka meraih Opini WTP.
“Dan ini pertama kali yang diraih Pemkab Malaka karena sejak tahun 2014-2015 disclaimer, 2016-2018 Wajar Dengan Pengecualian (WDP)tapi akunnya berkurang. Sedangkan di tahun 2019 kita meraih Opini WTP,” ungkapnya.
Mantan Kadis Kesehatan Provinsi NTT ini mengatakan ada lima kriteria untuk meraih WTP yaitu kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi pemrintah, pengungkapan laporan keuangan yang memadai, kepatuhan terhadap undang-undang, efektifitas sistem pengendalian internal, dan tindak lanjut temuan.
“Di dalam LHP pasti ada hal-hal yang ditemukan untuk dilakukan perbaikan dan biasanya kalau WTP itu non material artinya menyangkut administrasi. Misalnya, tentang obat disarankan untuk kita menggunakan aplikasi. Apabila kita melakukan entry ada item yang menunjukan masa kadaluwarsa,” pintanya.
Ia menilai keberhasilan tersebut bukan atas kerja bupati atau sekda tetapi semua tim mulai dari pimpinan OPD sampai ke pemerintah desa.
“Semua komponen dibawa pengawasan dewan dan didampingi para editor untuk terus berjuang bahu membahu sehingga mimpi WTP dapat terwujud di tahun 2019,” ujarnya.
Selain berhasil dalam bidang pengelolaan keuangan, Kabupaten Malaka juga berprestasi di bidang olahraga. El Tari Memorial Cup, sebuah turnamen sepak bola bergengsi di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tak hanya merupakan ajang kompetisi melainkan juga sejarah dan kebanggaan bagi masyarakat Malaka.
SBS dalam pidatonya mengungkapkan, penyelenggaraan El Tari Memorial Cup (ETMC) tahun 2019 telah mengangkat Kabupaten Malaka dihadapan masyarakat Provinsi NTT, khususnya masyarakat pencinta sepak bola. Malaka telah membuat sejarah baru dan standar baru dengan memberi kesan sangat baik sebagai tuan rumah ETMC yang ramah.
“Hal seperti ini tidak bisa dipungkiri dan tidak bisa dihapus karena prestasi tersebut sudah menjadi bagian dari sejarah perjalanan penyelenggaraan pemerintahan, penyelenggaraan pembangunan dan penyelenggaraan kemasyarakat di Kabupaten Malaka,” ungkap SBS.
SBS, dikenal sebagai sosok yang memiliki ketertarikan dan dukungan besar terhadap olahraga, terutama sepak bola. Kepemimpinannya telah membawa semangat baru bagi para atlet dan masyarakat pada umumnya dalam mengharumkan nama daerah melalui bidang olahraga.
Dibidang kesehatan Rumah Sakit Penyangga Perbatasan (RSPP) mendapatkan predikat Paripurna Bintang Lima. Selain itu, RSPP Betun menjadi tempat belajar dan kaji banding oleh beberapa rumah sakit karena RSPP Betun merupakan rumah sakit tipe C yang sudah terakreditasi dengan predikat Paripurna Bintang Lima. Atas predikat tersebut, beberapa manejemen rumah sakit di NTT seperti, RSUD Soe dan RS Wirasakti Kupang datang melakukan kaji banding di RSPP Betun.
Dalam sambutannya, SBS memberikan apresiasi kepada manajemen RSPP Betun yang telah bekerja keras dan meraih prestasi.
“Sebagai pimpinan wilayah, saya sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi atas apa yang telah diraih RSPP Betun yang mendapatkan akreditasi paripurna, sehingga banyak yang datang ke Malaka,” kata SBS
SBS menambahkan, predikat yang telah diperoleh RSPP Betun merupakan buah dari kerja keras dan kerja sama semua pihak serta melalui proses yang panjang. Sebelum mendapat predikat Paripurna, manajemen RSPP Betun sudah belajar di beberapa rumah sakit di Indonesia.
“Manajemen RSPP Betun sebelum mendapatkan predikat ini pun belajar dari beberapa rumah sakit yang ada di Indonesia, kemudian menerapkan sesuai standar sehingga pada akhirnya memperoleh pengakuan ini,” ungkapnya.
SBS menambahkan, manajemen RSPP Betun tidak merasa tersanjung, tetapi semua ini menjadi motivasi dalam menjaga dan mempertahankan kualitas pelayanan kepada masyarakat. *(Ferdy Bria)