SMA Negeri Pantura Kaubele Scorsing Murid Berprestasi

WINI-BIDIKNUSATENGGARA.COM | Salah seorang murid SMA Negeri Pantura, Kaubele, Kecamatan Biboki Moenleu, Kabupaten TTU, Tibersius Kolo dikeluarkan dari sekolah karena sering terlambat masuk kelas.

Perihal keterlambatan ini karena Tiberius tinggal jauh 10 km dari sekolah.

Saat dikeluarkan dari sekolah, Tiber dan kedua orang tuanya yang tinggal di Wini tetap berupaya untuk kembali ke sekolah dan memohon maaf.

Seperti yang disampaikan saat ditemui media ini, kedua orang tuanya meminta kepada pihak sekolah untuk anak Tiber harus tetap ikut Ujian Nasional.

“Anak Tiber memang kami akui sering pergi terlambat karena jarak tempuh yang jauh 10 km. Tiap pagi anak Tiber selalu menggunakan ojek untuk ke sekokah. Namun ojek yang lewat terkadang terlambat dan akibatnya Tiber juga terlambat masuk kelas. Prestasi di kelas memang agak jauh tapi untuk olahraga volly, Tiber dan kawan-kawannya pernah harumkan nama sekolah dalam olahraga sampai tingkat kabupaten. Mudahan Tiber bisa diterima kembali sekolah di kelas III bersama teman-temannya,” Pinta orang tua Tiber, Paskalis Kolo.

Sementara pihak sekolah yang ditemui terpisah mengakui bahwa murid bersangkutan diskorsing karena Tiber yang berprestasi di bidang olahraga tidak seimbang dengan tipikalnya yang sering muncul terlambat sekolah dan melawan aturan.

Seperti yang diutarakan Kepala Sekolah SMAN Pantura, Lazarus Molo dan sejumlah guru lainnya saat ditemui media ini disekolah, (Jumat, 08/03).

Diruang guru, para guru melalui kepala sekolah Lazarus Molo mengakui anak Tibersius Kolo adalah murid mereka yang sedang diskorsing.

“Kami tidak mengeluarkan Tiber dari sekolah tapi kami memberi pelajaran lewat skorsing. Hal itu terpaksa kami lakukan karena anak Tiber sering terlambat dan melawan saat ditegur. Pihak orang tua yang disurati pun tidak cepat datang namun ketika datang hanya untuk ngamuk-ngamuk disini dengan alasan anak mereka harumkan nama sekolah lewat olahraga. Prestasi itu kami akui tapi bukan untuk harus sang murid menutup mata untuk semua aturan di sekolah. Tiber akan kami terima kembali sejauh orangtuanya datang dan kami bicarakan masalah ini secara baik-baik,” Jelas Molo yang diamini para guru lainnya. **(Hendriki Meko)