BIDIKNUSATENGGARA.COM | Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan Community Development (UPKM-CD) Bethesda Yayasan Kasih Karunia Mulia (YAKKUM) menyelenggarakan pelatihan Sistem Informasi Desa (SID) untuk 10 Kepala Desa di dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Laenmanen dan Kecamatan Wewiku.
Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Nusa Dua Betun, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa, (15/4/25).
Dengan tema “Workshop Pengembangan Sistem Informasi Desa Untuk Mendukung Transparansi, Akuntabilitas dan Pencapaian SDGs Desa,” acara ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Kominfo Provinsi NTT, Maria Fatima Karolina Mau Gelo Lodo, Kepala Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta para pimpinan OPD terkait, Kepala Puskesmas (Kapus), dan 10 Kepala Desa dari kedua Kecamatan tersebut.
Wakil Direktur Yayasan UPKP CD Bethesda YAKKUM, Sukendri Siswanto, S.Pd., M.Kes, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa sebelumnya telah dilaksanakan pelatihan Sistem Informasi Desa berbasis website pada bulan November 2024. Tercatat, Desa-Desa tersebut telah berhasil menerapkan website mereka masing-masing pada bulan Februari lalu. Diantaranya, Desa Bisesmus di Kecamatan Laenmanen dan Desa Webriamata di Kecamatan Wewiku merupakan dua Desa pionir yang berhasil menggunakan website untuk menyelenggarakan kegiatan Pemerintah Desa.
“Dengan adanya workshop ini, Desa-Desa yang telah mengimplementasikan website diharapkan dapat melanjutkan upaya untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan Pemerintahan Desa, serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan,” ujarnya.
Website yang dikembangkan menyediakan akses bagi masyarakat untuk informasi terkait kegiatan Desa, anggaran, dan Indeks Desa Membangun. Ini juga berfungsi sebagai platform yang memungkinkan masyarakat memasarkan produk dari kelompok usaha atau BUMDes, seperti kain tenun khas Kabupaten Malaka, makanan lokal, dan hasil pertanian, secara online.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Malaka, Henri Melki Simu, menekankan bahwa inovasi dalam Tata Kelola Pemerintahan, terutama di tingkat Desa, sangatlah penting.
“Kita semua menyadari bahwa Desa adalah ujung tombak pelayanan publik dan pembangunan yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat,” ungkap Henri Simu.
Ia juga mengakui tantangan yang dihadapi dalam menciptakan sistem pelayanan kesehatan berkualitas, yang memerlukan partisipasi aktif masyarakat untuk menumbuhkan inisiatif kesehatan yang mandiri dan berkelanjutan.
“Oleh karena itu, kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk mewujudkan perubahan yang baik bagi masyarakat,” lanjutnya.
Henri Melki Simu menjelaskan, pola pembangunan partisipatif yang melibatkan masyarakat merupakan pendekatan strategis dalam memberdayakan masyarakat sebagai subjek pembangunan dan perubahan perilaku hidup sehat secara berkelanjutan.
Henri Melki Simu juga menegaskan bahwa, “di era saat ini, data adalah kekuatan.” Tanpa data yang tepat, akurat, dan mudah diakses, pelayanan publik, terutama dalam bidang kesehatan, akan berjalan lambat dan kurang tepat sasaran.
Oleh sebab itu, kata Wakil Bupati, penting untuk memiliki sistem informasi kesehatan yang dapat mengatasi tantangan yang ada dan memastikan setiap warga Desa mendapatkan layanan kesehatan yang tepat waktu dan sesuai kebutuhan mereka.
“Sistem ini harus mampu mencatat dan menyampaikan informasi secara terbuka dan akurat kepada masyarakat,” tegasnya.
Selain itu, Wakil Bupati menegaskan, kedepannya manajemen pelatihan website Desa perlu diperluas, tidak hanya untuk 10 Desa ini, tetapi juga untuk 117 Desa lainnya, agar semua dapat menerapkan website Desa dengan dukungan pelatihan dari UPKM CD Bethesda YAKKUM. **(fb)