Menuju Manggarai Timur Ramah Disabilitas

MANGGARAI TIMUR, BIDIKNUSATENGGARA.COM | Lembaga Pendidikan Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Borong di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur menggelar podcast selama 3 hari. Tema yang diusung oleh Panitia Peringatan Disabilitas Internasional 2023 yakni Menuju Manggarai Timur Ramah Disabilitas. Podcast yang diselenggarakan atas kolaborasi SLBN Borong, Komunitas Cenggo Inung Kopi Online (CIKO) Manggarai Timur menghadirkan sejumlah Dinas yang berada di Kabupaten Manggarai Timur.

Host dari Podcast jelang memperingati Hari Disabilitas Internasional ini, Leonardus Santosa, anggota Komunitas CIKO Manggarai Timur.

Hari pertama, Senin, (20/11/2023) menghadirkan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Timur, Matias Mingga, Wakapolres Manggarai Timur, Kompol Mateus Cono, SH, M.H didampingi Kepala Sekolah SLBN Borong, Ketua Panita Peringatan Hari Disabilitas Internasiol, Emilius Ninung, Seksi Acara, Benediktus Nowo dan seluruh guru hadir dalam acara podcast itu sesudah jam mengajar selesai.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Timur, Matias Mingga menerangkan bahwa data disabilitas di Manggarai Timur sebanyak dua ribu orang.

“Data di Dinas Sosial hingga November ini ada 2.000 penyandang disabilitas,” jelasnya.

Pada hari kedua, Selasa, (21/11/2023), panitia penyelenggarakan menghadirkan Kepala Dinas PPO Kabupaten Manggarai Timur, Vinsen Tala, Pemerhati sosial penyandang Disabilitas dari Komunitas Cenggo Inung Kopi Online sekaligus wartawan yang mengabdi di Manggarai Timur, Markus Makur, Ketua Panitia, Emilius Ninung, Kepala Sekolah, Christina dan Seksi Acara, Benediktus Nowo.

Tala menjelaskan, banyak anak disabilitas di Manggarai Timur tidak mengenyam pendidikan. Alasannya, keluarga tidak menyekolahkan anaknya di SLBN Borong. Selain itu, orang tua sangat sayang dengan anak mereka yang menyandang disabilitas. Keluarga juga belum memahami hak-hak anak disabilitas untuk memperoleh pendidikan.

“Dinas PPO mengharapkan orang tua dari anak yaang menyandang disabilitas untuk memenuhi hak pendidikan anak dengan belajar di SLBN Borong,” harapnya.

Ketua Panitia Hari Disabilitas Internasional, Emilius Ninung menjelaskan, rangkaian kegiatan jelang Hari Disabilitas Internasional yang diselenggarakan oleh SLBN diantara, kegiatan podcast, konser musik dan memamerkan produk kerajinan tangan dari siswa SLBN Borong pada, 1 Desember 2023. Selain itu menjual produk makanan yang sudah diolah siswa dan siswi dari sekolah tersebut.

“SLBN Borong berkolaborasi dengan Komunitas Cenggo Inung Kopi Online untuk memeriahkan Hari Disabilitas Internasional di Manggarai Timur. Kolaborasi ini untuk mengkampanyekan tentang hak-hak anak disabilitas,” jelasnya.

Pemda Akui Belum Prioritas Penanganan Disabilitas di Manggarai Timur

Pada hari ketiga, panitia menghadirkan Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas dan Ketua DPRD Manggarai Timur, Agustinus Tangkur.

Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas dengan jujur mengakui bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur belum memprioritaskan penanganan disabilitas di Manggarai Timur, bukan hanya disabilitas fisik, Pemerintah juga belum menangani penyandang disabilitas psikososial (ODGJ).

“Jujur, saya mengakui bahwa Pemda Manggarai Timur belum memprioritaskan penanganan disabilitas dan penyandang disabilitas psikososial. Kelemahan yang dialami oleh Pemda Manggarai Timur yakni belum ada data yang akurat,” akuinya.

Selain itu Manggarai Timur dengan kategori Kabupaten kemiskinan ekstrim, mungkin salah satunya yakni banyaknya rakyat Manggarai Timur yang menyandang disabilitas dan juga penyandamg disabilitas psikososial.

“Saya belum menerima data dari Dinas terkait tentang jumlah disabilitas yang akurat dengan alamat tinggal, kampung dan nama lengkapnya mereka,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Manggarai Timur, Agustinus Tangkur menjelaskan, DPRD bisa menganggarkan dana bagi penanganan disabilitas dengan legalitas hukum seperti ada Perda perlindungan disabilitas.

“Perda adalah turunan dari Undang-Undang. Kalau Perda sudah ada maka Pemerintah Daerah Manggarai Timur mengikuti apa yang diperintahkan oleh Perda untuk menangani disabilitas. Kita semua peduli terhadap disabilitas. Tapi, kita bekerja sesuai dengan regulasi yang diatur oleh Negara Indonesia,” jelasnya. **(Markus Makur)