BETUN-BIDIKNUSATENGGARA.COM | Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Malaka, dr. Stefanus Bria Seran dan Henri Melki Simu (SBS-HMS), menarik perhatian luas. Keduanya menjadi topik hangat pembicaraan di banyak kalangan, khususnya para pendukung asal Desa Wehali usai menyelenggarakan kegiatan jalan sehat dan bakti sosial di kota Betun yang diikuti oleh peserta dari berbagai suku, ras, dan agama.
Kegiatan yang bertujuan untuk membangun kesehatan dan kebersamaan ini secara tidak langsung juga telah menegaskan posisi SBS-HMS sebagai figur yang mampu mengatasi perbedaan. Diikuti oleh umat Muslim, etnis turunan Thianghoa, umat Katolik, dan umat Kristen Protestan, kegiatan ini menjadi simbol nyata dari keharmonisan yang diidamkan oleh masyarakat Malaka.
Dukungan yang mengalir dari berbagai kelompok masyarakat menegaskan bahwa politik bisa dijalankan dengan cara yang positif dan mempersatukan.
Pernyataan dari warga setempat menunjukkan bagaimana paket SBS-HMS diapresiasi oleh masyarakat dari berbagai latar belakang.
“Paket SBS-HMS dicintai beragam suku, ras dan agama. Buktinya hari ini saat jalan sehat dan bakti sosial di Betun, banyak umat muslim, etnis turunan Thianghoa, umat katolik dan umat Kristen Protestan ikut bergabung mendukung kegiatan ini,” ucap salah satu warga yang tak sempat dimintai namanya. Sabtu (06/06/2024).
Terpisah, tokoh pemuda Sarus Manafe, dengan tegas menyatakan dukungan untuk SBS-HMS, mencerminkan kepercayaan bahwa keduanya dapat mewakili seluruh elemen masyarakat.
Menurut Sarus Manafe, paket SBS-HMS mewakili sebuah pendekatan politik yang sangat dibutuhkan di zaman sekarang, yaitu politik yang merangkul semua kalangan tanpa memandang suku, agama, atau ras. Ia menekankan pentingnya menjauhi politik serang menyasar personal yang sering kali menyinggung isu Ras dan SARA.
Penyerangan yang ditujukan kepada HMS karena latar belakang etnis dan agama dipandang oleh Sarus Manafe sebagai langkah mundur bagi kelompok lain. Manafe dan pendukung HMS memilih untuk mendukung berdasarkan track record dan kontribusi HMS terhadap masyarakat, bukan aspek etnis atau agama.
“Ada yang menyerang langsung ke figur HMS, soal minoritas dan turunan Tianghoa. Benar HMS itu minoritas dan turunan Tianghoa, tapi kami mendukung HMS bukan karena latar belakang agama dan etnisnya. Dia berbuat untuk masyarakat Malaka pada umumnya, tanpa memandang suku, agama dan ras,” ungkap Sarus Manafe
Lebih lanjut, Sarus menyampaikan bahwa berpolitik yang santun saja tanpa menyerang dan menyinggung Ras dan Sara. “Hanya orang primitif dan kampungan saja yang menilai orang dari turunan, suku dan agama. Tidak zaman lagi, masyarakat Malaka sudah cerdas memilih dan menentukan pilihan politik,” ujar Sarus Manafe.
Sarus Manafe mengajak semua pihak untuk berpolitik dengan cara yang lebih santun dan membangun. Menyinggung soal ras dan agama hanya akan mendorong polarisasi dan konflik dalam masyarakat.
Sementara itu Henri Melki Simu (HMS), dalam komentarnya, menegaskan identitasnya sebagai putera asli Malaka yang tumbuh besar di Betun, di tengah keanekaragaman suku dan agama. Komitmennya telah dibuktikan melalui pengabdiannya sebagai wakil rakyat selama tiga periode, membela kepentingan rakyat tanpa memandang latar belakang.
HMS berpesan untuk masyarakat Malaka bahwa dirinya adalah putera asli Malaka yang berdomisili di Desa Wehali, Betun.
“Saya lahir besar di Betun dan berbaur dengan semua kalangan, suku dan agama di Malaka. Saya wakil rakyat 3 periode untuk seluruh masyarakat Dapil l. Kemarin saat pileg, saya dipilih 1900 orang dari berbagai suku, ras dan agama. Saya nasionalis dan siap melayani masyarakat Malaka,” kata HMS dengan lantang. *(Ferdy Bria)