Perjuangan Leonardus Latih Siswa Difabel Bermain Musik Dan Olah Vokal di Nusa Tenggara Timur

BORONG, BIDIKNUSATENGGARA.COM | Leonardus Santosa (52 ) musisi Manggarai Timur rela melatih siswa Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Borong dan kaum disabilitas bermain musik dan olah vokal yang tersebar di wilayah Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, (21/11/2023) kepada media ini di kantor Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Borong.

Santosa menceritakan awal melatih bermain musik dan olah vokal bagi anak-anak disabilitas pada 2016. Anak-anak disabilitas yang dilatih itu yakni siswa Sekolah Luar Biasa Negeri Borong (SLBNB). Selanjut pada 2017, melatih siswa SLBN Borong bernama Aldi yang mengikuti kompetisi menyanyi di tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Aldi berhasil meraih juara 1 tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur dan selanjut mengikuti perlombaan menyanyi tingkat Nasional yang diselenggarakan di Surabaya, Ibukota Provinsi Jawa Timur. Aldi berhasil meraih juara III tingkat Nasional.

“Saya melatih anak-anak disabilitas berangkat dari pengalaman sendiri yang tidak memiliki alat musik. Setelah ada alat musik maka saya rela melatih anak-anak difabel. Bahkan, alat musik dipergunakan oleh para musisi di Manggarai Timur,” ceritanya.

Santosa menceritakan salah satu dari sekian siswa disabilitas yang dilatih olah vokalnya yakni Aldi, difabel Tunanetra, siswa Sekolah Luar Biasa Negeri Borong berlokasi di Kampung Peot, Kelurahan Peot. Selain Aldi, ia juga melatih seorang disabilitas dari pelosok Manggarai Timur bernama Siprianus Dua Dawa.

“Saat itu Aldi masih duduk di Sekolah Dasar di SLBN Borong saat menyabet Juara III menyanyi tinggal Nasional. Kini, Aldi sudah kelas I tingkat Sekolah Menengah Atas di SLBN Borong. Setelah tamat SD, Aldi mengenyam pendidikan SMP di salah SLBN di Kota Labuan Bajo. Aldi memiliki bakat menyanyi dan bermain musik” ceritanya yang juga menjadi mentor khusus untuk melatih siswa difabel di SLBN Borong di LeDeu Studio Kembur.

Santosa, biasa disapa Onsa Joman, menceritakan bahwa sebelum Aldi mengikuti ajang lomba menyanyi tingkat Nasioal, Aldi dilatih oleh berbagai musisi di Kabupaten Manggarai Timur. Selain itu melibatkan guru Bahasa Inggris dari sekolahnya untuk melatih lagu berbahasa Inggris.

“Waktu mengikuti lomba ajang menyanyi tingkat Nasional, pakaian jasnya dibantu oleh Sekda Manggarai Timur, Boni Hasudungan, dan didukung penuh oleh lembaga pendidikannya di SLBN Borong,” ceritanya.

Kesabaran dan Ketabahan Serta Dedikasi Melatih Anak Disabilitas

Santosa menceritakan, kesabaran dan ketabahan melatih menyanyi untuk kaum disabilitas sangat diutamakan. Tapi, yang utama, selama ia melatih menyanyi dan bermain musik adalah kesungguhan dari siswa SLBN Borong selain bakat alamiah yang dimiliki.

“Saya menyesuaikan diri dengan keadaan mereka saat melatih olah vokal kepada siswa SLBN Borong. Membimbing dengan penuh kesabaran. Saya memahami dunia mereka (difabel). Saya masuk di dunia mereka (difabel). Studio LeDeu Kembur menjadi tempat latihan olah vokal dan bermain musik dari siswa SLBN Borong,” ceritanya

Santosa, menceritakan, saat ini di Studio LeDeu melatih olah vokal siswa dan siswi SLBN Borong untuk memperingati hari Disabilitas Internasional, 1 Desember 2023 ini.

“Siswa SLBN Borong siap melakukan pementasan musik untuk mencari dana bagi lembaga pendidikan tersebut. Saya sangat tertantang dan terpanggil dengan penuh kerendahan hati melatih olah vokal dan bermain musik bagi siswa SLBN Borong. Saya juga dibantu oleh guru SLBN Borong dan komunitas musik dan group band di Kota Borong, Ibukota Kabupaten Manggarai Timur,” jelasnya.

Santosa menceritakan, ia ingin berbagi ilmu musik kepada siswa SLBN Borong dan membangkitkan semangat bagi yang siswa yang memiliki kemampuan bermain musik dan olah vokal demi masa depan mereka sendiri.

“Istri saya juga menjadi pendidik di SLBN Borong. Dan sehari-hari saya melihat dan merasakan kehidupan siswa SLBN Borong. Dari situ saya terpanggil untuk berbagi ilmu musik dan olah vokal bagi anak-anak disabilitas yang mengenyam pendidikan di SLBN Borong. Selain anggota Komunitas Cenggo Inung Kopi Online (CIKO) Manggarai Timur juga memiliki kepedulian dan kepekaan sosial bagi penyandang disabilitas di Manggarai Timur. Ada anggota CIKO yang mempublikasikan kehidupan anak-anak disabilitas di Manggarai Timur, ” jelasnya.

Dua Minggu Lalu, Aldi Menyanyi Untuk Menyambut Tamu yang bawa bantuan Sosial

Sebagaimana diceritakan Santosa, dua minggu lalu, Aldi membawakan lagu berbahasa Manggarai untuk menyambut tamu yang membawa bantuan sosial dengan lirik dibawah ini:

Liba letang selaro leso ga

Lele muku te’e tau gerak ranga dise ende

Runing kaka tana, le para lewang

Ende gereng le gereng le

Kapu racu tiong manw tana ga

Raci rembung raci kembung ende momang

Weong wela bombang

Weong kaku kaku nde

Ende gereng le gereng le

Reff:

Oo ende ho kaku cai ende

Mai lembu nai dise ende

Kapu somba momang

somba io de anak geong

Oo ende nggalas emas mongko nai

Duat uwa wuat mose ge

Somba ta..

Neka retang hau ende

Neka weong nai ge

Am kasi asi mose ho.

Terjemahan harafiahnya, saat saya melewati titian bambu memasuki kampung. Tinggal satu batang bambu

Saya bawa pisang sebagai ole-ole untuk mama

Ada bunyi jangkrik di gerbang kampung

Mama nantikan saya disana, nantikanlah

Sirih terbaik, kerinduan akan mama tercinta. Rindu seperti gelombang

Saya merindukan mama

Reff

Mama ini saya sudah tiba

Saya datang menghibur hatimu

Sujud sembah. Kasih sayang.

Sujud sembah dari anakmu

Duhai mama seperti emas hatimu

Umurmu setinggi bulan, walaupun hidup kita miskin.

“Aldi sungguh menghibur tamu yang membawa bantuan beras, telur, susu dan sejenis sembako lainnya. Jemarinya menekan tuts keyboard sambil menyanyi dan diikuti beberapa temannya. Semua tamu yang berada di ruangan kedai kopi di SLBN Borong meneteskan air mata sebagai tanda haru dan mengagumkan.

Santosa menambahan sebagaimana data disabilitas dari Dinas Sosial Kabupaten  Manggarai Timur saat berbicara di podscast jelang Hari Disabilitas Internasional sebanyak 2.441 orang dan per 2022 lalu, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Manggarai Timur sebanyak 61.160 orang. Sementara oenyandang disabilitas psikososial sebanyak 714 orang. **(Markus Makur)