Pilkada 2024: Sarjana dan Pelajar di Wewiku Dukung SBS Pimpin Malaka

BETUN-BIDIKNUSATENGGARA.COM | Para sarjana hingga pelajar Kecamatan Wewiku, mendeklarasikan dukungannya untuk Bakal Calon Bupati Stefanus Bria Seran (SBS). Mereka bertekad menangkan SBS pada perhelatan Pilkada serentak tahun ini.

Deklarasi berlangsung di rumah Haitimuk (kediaman SBS-red), Selasa, (7/5/24). Deklarasi ini dihadiri langsung oleh SBS.

Komunitas yang dinamai KOMSAR atau Komunitas Sarjana ini berasal dari kumpulan sarjana yang tersebar di 12 Desa di kecamatan Wewiku memberi dukungan penuh terhadap SBS pada Pilkada 27 November 2024 mendatang.

Mereka (Komsar wewiku-red) menganggap bahwa Bupati SBS sudah memajukan Kabupaten Malaka dari sisi infrastruktur, progaram pertanian dan kesehatan gratis serta pendidikan gratis. Dimana kesehatan gratis sangat memperhatikan kesehatan masyarakat Malaka dengan pengobatan gratis kepada masyarakat yang memilki E-KTP.

Dikatakannya, tidak ada alasan untuk tidak memilih SBS karena SBS telah memperhatikan masyarakat dari sisi kesehatan dan menggarap semua lahan untuk di jadikan kebun kepada masyarakat.

Ketua Komsar Wewiku, Dominggus Bria Seran mengatakan, komunitas yang dibentuknya berharap kedepannya SBS bisa memberikan perhatian penuh dengan membuka lapangan kerja baru untuk serap pengangguran bagi kaum sarjana.

“Tentu saja kami prioritaskan untuk menciptakan lapangan kerja bagi kami. Selama ini untuk komunitas kami ini kumpulan orang berintelektual semua tetapi notabenenya pengangguran,” ungkap Dominggus Bria Seran.

Menurut dia, selama kepemimpinan saat ini entah ada perekrutan tenaga kontrak daerah terhadap anak malaka, namun baginya tidak melihat dan mendengar karena cara perekrutannya secara diam-diam. Berbeda pada kepemimpinan bupati perdana Stefanus Bria Seran, di masa kepemimpinannya ia merekrut tenaga kontrak daerah sebanyak 3.300 anak Malaka.

KOMSAR WEWIKU deklarasi dukung Bakal Calon Bupati Malala Stefanus Bria Seran (SBS) pada Pilkada serentak tahun ini. (bidiknusatenggara.com/fb)

“Komunitas ini 80 persen korban dari pemecatan oleh bupati yang sekarang (SNKT) pada tahun 2021 itu. Sehingga komunitas ini dibentuk karena dasarnya kecewa,” katanya.

“Saya dulu kerja di Dinas perikanan, saya kerja sejak tahun 2015-2021. Begitu bupati yang baru dilantik SK kami dibekukan sebanyak 3.300 orang. Mulai dari kami dibekukan kami tidak kerja di mana-mana” Tambahnya.

Sementara itu Anderias Seran Nahak, mengaku kecewa dengan tindakan Bupati Simon Nahak atas pembekuan 3.300 tenaga kontrak daerah pada 15 juni 2021 silam. Dia mengatakan, ketika kita mendapatkan pemimpin yang baru, seharusnya pemimpin itu mengayomi semua anak-anak Malaka karena 3.300 TEDA yang bekerja di Malaka adalah anak-anan Malaka sendiri. Seorang pemimpin itu harusnya punya hati dan punya moral yang bertanggung jawab terhadap putra-puntri Malaka.

“Saya juga korban dari pembekuan SK TEDA itu. Perasaan saya ketika kami dibekukan saya merasa sangat sedih. Sehingga hari ini saya dan teman-teman yang dibekukan kami komitmen untuk kerja mendukung kembali bapa SBS menjadi bupati. Kami sangat merindukan sekali sosok bapa SBS untuk memimpin Malaka,” ungkap Anderias.

Di tempat yang sama Feby Seran yang baru wisuda pada tahun 2021 mengungkapkan hal senada. Dirinya menilai terkait kepentingan Sarjana dan anak muda, ini sudah terdapat di dalam semua program kerja SBS pada masa kepemimpinan periode 2016-2021. SBS sendiri dinilai telah banyak menurunkan angka pengangguran dengan mengangkat 3.30 Tenaga Kontrak Daerah.

“Saya sebagai anak asli daerah merasa seperti ada yang mati di segala aspek. Saya membandingkan pemerintahan sekarang dan pemerintahan SBS, pada masa kepemimpinan SBS yang membuat kabupaten malaka jadi hidup. Selain memperhatikan masyarakat, suasana di kabupaten malaka sepertinya rame sekali. Meskipun kabupaten baru tapi tidak kalah saing dengan kabupaten lain yang sudah lama ada,” ujar Feby.

“Jadi tujuan saya bergabung di Komsar untuk saya punya kepentingan pribadi yang mungkin bapa SBS bisa menyediakan lapangan kerja. Lapangan kerja tidak harus menjadi tenaga kontrak, tapi mungkin bapa SBS bisa menyediakan lapangan kerja yang lain yang mungkin bisa melibatkan kami kaum sarjana. Selaian itu, saya sebagai anak mudah lebih menginginkan untuk kemajuan untuk kabupaten malaka tercinta,” tambahnya.

Menurutnya, pada masa kepemimpinan SBS, bantuan biaya pendidikan untuk aparatur pemerintahan (ASN) mulai dari S1,S2 hingga S3, termasuk dokter specialis serta memperhatikan kesejahteraan aparaturnya sangat terasah.

“Kemudian bapa SBS juga betul-betul memperhatikan duni pendidikan. Sehingga membuka peluang bagi yang tidak mampu, kemudian bagi yang punya keinginan untuk melanjutkan ke S1, S2 dan S3 itu ada. Meskipun sudah kerja tapi ada peluang lagi untuk lanjut sekolah lagi yang biayanya ditanggung oleh pemerintah,” tutup Feby. *(Ferdy Bria)