News  

Warga Kurang Mampu Tinggal di Rumah Tak Layak Huni, Luput dari Perhatian Pemerintah

BETUN,BidikNusatenggara.com–Beberapa rumah tak layak huni yang ditempati 2(dua) pasangan suami istri dan 2(dua) janda di Dusus Klatun, Desa Taaba, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, Provinsi NTT, luput dari perhatian pemerintah Desa maupun Kabupaten. Sabtu,(27/8/22).

Kondisi rumah mereka sangat memilukan. Rumah beratap daun tersebut banyak bagian atap sudah mulai lapuk. Bahkan saat turun hujan, air masuk ke dalam karena atap daun banyak yang bocor. Meski demikian, nyatanya 2(dua) pasangan suami istri dan 2(dua) janda yang berjumlah 4(empat) KK tersebut masih luput dari perhatian pemerintah setempat.

Fidemus Lalak bercerita rumah mereka sering bocor jika hujan turun. “Kalo musim hujan istri dan anak-anak tidak bisa tidur karena atap daun sudah bocor”. Kata Fidemus Lalak.

Fidemus mengaku, ia tak mampu untuk membeli seng. Yang bisa ia lakukan hanya merenovasi atap rumah dengan daun sagu namun hasilnya tetap sama yakni atap rumah tetap bocor saat hujan turun.

Fidemus Lalak, sehariannya mencari nafkah sebagai petani kebun mengaku bahwa sudah belasan tahun mereka luput dari perhatian pemerintah Desa setempat maupun pemerintah Kabupaten.

“Memang kami dapat makanan sehari-hari sangat setengah mati, kerja kami hanya tofa di kebun, kalo musim begini bersyukurlah karena kami bisa petik asam untuk jual dan bisa beli makanan. Ibu Desa tida pernah kasih kami bantuan sama sekali sejak dua periode ini. Kami tidak pernah dapat bantuan apa-apa”. Ungkapan Fidemus Lalak, warga Disun Klatun.

Hal senada diungkapkan Margareta Hoar, seorang janda tua, yang rumahnya bertetangga dengan Fidemus Lalak, mengaku tidak pernah dapat sentuhan dari pemerintah Desa. Rumahnya pun tidak layak huni, beratap daun.

“Saat ini kami hanya pasrah dengan keadaan. Kalau turun hujun kami tidak bisa tidur”. kata Margareta Hoar. Margareta Hoar menyebutkan saat ini dirinya sudah tidak tau lagi harus berbuat apa sedangkan dirinya seorang janda.

Ditempat yang sama, disampaikan juga Herkulana Seuk, seorang janda tua, Umur 59 tahun juga memiliki nasib yang sama. Rumah Herkulana beratap Seng tapi berdinding bebak, mau dikatakan tidak layak huni.

Deryanti Iba dan Amandus Taek, pasangan suami istri yang baru 3(tiga) tahun menjalani rumah tangga, juga memiliki nasib yang sama, mereka tinggal di rumah berukuran 4×6 meter itu sudah reyot. Dindingnya terbuat dari pelupuk bebak yang sebagian sudah lapuk dan berlubang. Atap rumah mereka banyak lubang. Sementara di bagian lain hanya ditutupi seng bekas. Bahkan mirisnya lagi nama Derianti Iba dikeluarkan dari BLT DD dengan alasan mereka tidak memiliki KTP dan KK.

“Selama 3 tahun keluarga kami tidak pernah terima bantuan apa-apa dari pemerintah. Kami pernah dapat BLT tapi tahun lalu. Untuk tahun ini kami dikeluarkan. Katanya kami tidak ada KTP dan KK” Ungkap Deryanti Iba.

Harapan 4 (Empat) keluarga kurang mampu ini agar sudikiranya ada Lembaga-lembaga sosial atau pemerintah Desa maupun Pemerintah Kabupaten bisa melihat dan membantu mereka dengan keadaan saat ini. (Ferdy Bria)