BETUN,BidikNusatenggara.com-Pembangunan WC yang berlokasi di Desa Laleten, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, Provinsi NTT diduga Penjabat Kepala Desa dan bendahara melakukan pembengkakan harga.
Pasalnya, pembangunan 5 unit WC dengan ukuran 1×1 meter yang tersebar di 5 Dusun per unit senilai Rp 17.000.000 menimbulkan pertanyaan publik.
“Barang apa saja yang dibelanjakan. Masa bangun WC ukuran 1×1 dengan menelan anggaran Rp 17 juta? Ini kan tidak masuk akal. Jadi, dalam konteks ini kita bisa menduga bahwa Penjabat Desa dan bendahara sudah kongkalikong dengan harga satuan barang, “tegas Tokoh masyarakat Desa Laleten, yang tidak mau menyebutkan namanya saat ditemui wartawan, Jumat(2/9/2022) dikediamannya.
Terakit dengan proses pembangunan di Desa ini, kata tokoh masyarakat itu, pada dasarnya masyarakat desa Laleten sangat mendukung.
“Kita sangat mendukung, tapi kalau satu item atau per unit dengan nilai anggaran melebihi dari volume kerja, itu patut diduga dan dipertanyakan. Ada apa sehingga bisa terjadi begitu?, ” tanyanya.
Tokoh masyarakat itu juga meminta kepada Inspektorat Kabupaten Malaka untuk melakukan audit terhadap penggunaan anggaran Dana Desa tahun 2021 yang disinyalir disetir oleh bendehara Desa dan di nahkodai oleh suaminya.
“Karena diketahui hampir semua urusan pembangunan di Desa ini dikelola oleh bendehara bersama suaminya. Jadi, kita minta kepada pihak Inspektorat untuk segera melakukan audit. Termasuk 8 persen dari dana Covid-19 yang notabene pembelajaan tidak transparan dan tidak tepat sasaran, ” ujarnya.
Diketahui pembangunan 5 unit WC menggunakan dana Desa tahun anggaran 2021 senilai Rp 60.000.000. Tersebar di lima Dusun diantaranya, Dusun Weliman A, Dusun Lo’o Laran, Dusun Kmilaran A, Dusun Welakateu dan Dusun Berika, Desa Laleten, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka.
Sementara, Penjabat Kepala Desa Laleten, Martinus Paulus ketika ditanya terkait dengan pembangunan WC mengaku tidak tahu. “Saya tidak tahu, jadi tolong tanya ke Bendehara karena dia yang tahu persis, ” singkatnya.
Terpisah, Bendahara Desa Laleten, Blandina Sun ketika dikonfirmasi wartawan terkait Bangun WC 1 Unit Rp 17.000.000, bendahara Desa Laleten mengakui. “Kalau WC itu per unit sekitar Rp 17 juta dan total anggarannya sekitar Rp 60 juta lebih. Kami kerja sesuai dengan dia punya rap dan silakan tanya ke kontraktornya dan kalau misalnya ada yang salah tanya ke pendamping. Dan intinya dari 5 unit WC itu anggarannya 60 lebih juga juta”. Ungkap Bendahara Desa Laleten.
Sementara penjelasan Pendamping Teknik Kecamatan Weliman Roni Muki, saat dikonfirmasi wartawan lewat telepon selulernya, pada jumat malam (2/9/22) menjelaskan bawah semua pekerjaan itu melalui asistensi pendamping kecamatan dan kabupaten.
“Barang ini kan kita kerja melalui asistensi. Pertama itu kita survei bersama TPK, dan asistensi bukan hanya dari kami saja tapi dari pendamping Kecamatan dan kabupaten juga. Pernah Tipikor turun dan kami semua diperiksa, jadi semua berkas dari Tipikor sudah bawah”. Kata Roni Muki. (Danker Bria)