KOMBA, BIDIKNUSATENGGARA.COM | Sabtu Sore, 16 September 2023, pukul 17.00 Wita berangkat dari Gedung SMKN 1 Kota Komba, di Betong Torok, Desa Ranakolong, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur seusai mengikuti kegiatan Reses dari Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Timur, Lucius Modo.
Wakil Bupati Manggarai Timur, Siprianus Habur bersama anggota DPRD Manggarai Timur, Lucius Modo serta staf DPRD duduk dalam satu mobil menuju lokasi pembangunan Puskesmas Afirmasi Mok di Kampung Waekolong. Monitor pembangunan Puskesmas tersebut.
Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan membelah Kampung Mesi. Warga di Kampung Mesi mengajak kami untuk berhenti sejenak. Minum kopi. Makan pangan lokal. Tak lama sesudah itu melanjutkan perjalanan menuju kampung Warunau, Kampung Bete, Kampung Bonggirita hingga belok kanan di jalan Transflores menuju ke kampung Munde, Desa Komba. Kami berhenti sejenak di rumah Kepala Desa Komba, Eduardus Djekulas.
Jalan raya dari Kampung Mesi menuju ke Kampung Warunau sebagian sudah aspal dan terkelupas serta jalan rabat beton. Ironis sekali kondisi infrastruktur jalan di wilayah pedesaan Manggarai Timur yang tidak mendapatkan keadilan pembangunan yang merata. Nah, jalan dari Kampung Warunau ke Kampung Bete sungguh jalan telford. Warga di kampung itu tidak merasakan pembangunan infrastruktur yang merata. Dimana Pemda Manggarai Timur? Dimana DPRD Manggarai Timur. Dimana uang APBB Manggarai Timur yang merupakan milik rakyat Manggarai Timur? Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu atas perilaku manusia yang tidak berkeadilan.
Dari situ, kami melanjutkan perjalanan dengan belok kiri ke arah selatan dari Kampung Munde. Melintasi jalan berstatus Jalan Kabupaten yang sudah rusak. Berlubang. Aspal sudah terkelupas menuju ke Kampung Paundoa untuk menyapa seorang penyandang disabilitas yang mendapatkan bantuan sosial dari Kemensos RI melalui Sentra Efata Kupang. Bantuan sosial itu atas viralnya kisah disabilitas yang dipublikasikan di media online di NTT.
Kami tiba pukul 18.00 wita. Kami berjumpa dengan staf Balai Efata Kupang. Kami juga berjumpa dengan seorang penyandang disabilitas yang mendapatkan bantuan sembako dan perbaikan jambannya. Banyak keluarga yang berkerumun saat menerima kami. Kami melihat ada keluarga dekat sedang memperbaiki jamban.
Kami disuguhkan minuman kopi oleh keluarga yang sedang berkumpul di rumah itu. Rumah itu berlantai tanah dan berdinding papan. Sedangkan dapurnya dibangun model rumah panggung dan beralasan pelupuh bambu dan berdinding pelupuh bambu, beratap seng.
Kurang lebih satu jam bersama kaum terbuang yang menyandang disabilitas. Kami bercerita. Mengumpulkan data penduduk. Ternyata warga itu belum memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP) sementara Kartu Keluarga (KK) sudah diurus oleh keluarga bersama dengan pemerintah setempat.
Setelah mendengarkan informasi itu, Wakil Bupati Manggarai Timur, Siprianus Habur menyanggupi untuk mengurus merekam E-KTP dan dijemput oleh mobil dinas.
Pamit Pulang ke Borong dan Waelangga
Setelah berbincang-bincang dengan keluarga dan warga yang didampingi Kepala Desa Komba, Eduardus Djekulas, kami pamit pulang menuju Kota Borong dan Kota Waelengga. Kami singgah beberapa menit di salah satu rumah guru di Kampung Paundoa. Kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah Kepala Desa. Dan kami berpisah. Rombongan Wakil Bupati kembali ke Borong dan saya naik travel ke Kota Waelengga.
Mendampingi Perekaman E-KTP di Kantor Dukcapil Manggarai Timur
Senin, 18 September 2023, Komitmen untuk melayani orang terbuang harus tuntas. Saya berpihak pada orang-orang sengsara, difabel dengan melayani dengan hati sungguh. Tak memperhitungkan nilai pengorbanan. Raga boleh lelah, tapi hati harus berjuang untuk membela kaum penyandang disabilitas yang membutuhkan sentuhan yang nyata. Buka hanya janji-janji belaka. Bukan juga omong koson doang. Bagi saya, saya akan mendapatkan dosa sosial apabila saya tidak melayani sesama yang memiliki martabat yang sama. Solidaritas dan soliditas dengan berada disamping orang susah adalah bagian dari panggilan hati nurani.
Hati dan pikran saya merasa tergeli-geli apabila saya hanya menonton saja orang terbuang oleh negara dan lingkungan masyarakat.
Hari itu mobil dinas yang dikendarai Om Oki. Saya berangkat dengan angkutan pedesaan dari Waelengga ke Munde dengan biaya sendiri. Saya menunggu di pertigaan Kampung Munde. Saya juga kontak Guru Hendrikus Gabu, seorang relawan peduli kasih bagi orang kecil. Mungkin salah satu kriteria dari Manggarai Timur sebagai Kabupaten berstatus kemiskinan ekstrim adalah banyak rakyat Manggarai Timur menyandang disabilitas. Entahlah.
Kita tahu bersama bahwa Indonesia memiliki Undang-Undang yang mengatur penyandang disabilitas. Pertanyaan saya, dimana keberpihakan Negara bagi penyandang disabilitas dengan berbagai jenisnya?
Setelah mobil dinas Wakil Bupati Manggarai Timur tiba, kami melanjutkan perjalanan ke Kampung Paundoa,Dusun Paundoa, Desa Komba untuk menjemput warga tersebut.
Warga yang menyandang disabilitas itu dan didampingi keluarga sudah siap. Pakaian rapi. Dan siap menuju ke Kantor Dukcapil Manggarai Timur untuk dilakukan perekaman E-KTPnya oleh pegawai di kantor tersebut.
Laju kendaraan yang dikemudi oleh Om Oki dalam kondisi standar. Takut mabuk dan muntah. Kurang lebih 45 menit perjalanan dari Kampung Paundoa menuju ke Kantor Dukcapil di Lehong, Kelurahan Satarpeot, Kecamatan Borong. Saat tiba di halaman Kantor Dukcapil, warga itu disambut oleh Kepala Dinas Dukcapil Manggarai Timur, Robertus Bonafentura dan Sekretaris Dukcapil, Rofinus Kuma serta para stafnya. Mereka menyediakan kursi roda di pintu masuk kantor tersebut.
Para pegawai yang sedang bertugas merekam E-KTP warga Manggarai Timur melayani penyandang disabilitas dengan sangat ramah. Di ruang perekaman, banyak warga yang menunggu antrian untuk direkam E-KTPnya. Tak lama kemudian, warga yang kami hantar dan dampingi masuk di tempat perekaman. Ia duduk di kursi yang sudah disediakan.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Manggarai Timur, Robertus Bonafentura menginformasikan kepada warga yang sedang antri di ruangan itu dengan mengumumkan bahwa warga yang sedang mengantri perekaman E-KTP harap bersabar sebab kita mendahulukan warga yang menyandang disabilitas.
“Harap bersabar dan menunggu beberapa menit saja. Sebab, petugas yang merekam E-KTP akan melakukan perekaman terlebih dahulu bagi warga yang menyandang disabilitas. Semua warga setuju dengan apa yang diumumkannya,” informasinya.
Kami semua melihat petugas merekam E-KTP. Kami mengambil video dan foto sebagai dokumen dari perekaman tersebut. Tak butuh lama, selesai perekamannya. Kami bahagia dan senang.
Selanjutnya, ia duduk di kursi yang didorong oleh Kepala Dukcapil dibantu Sekretaris Dukcapil bersama stafnya menuju ke mobil dinas Wakil Bupati. Kemudian, kami pulang untuk makan siang di rumah jabatan Wakil Bupati di Kompleks Gololada, Kelurahan Ranaloba, Borong.
Setiba di rumah dinas jabatan Wakil Bupati, kami disambut dengan sangat baik oleh para staf yang bertugas di rumah tersebut. Kami disuguhkan minuman kopi dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.
Sesudah makan siang, kami balik ke Kampung Paundoa. Tiba di kampung itu sekitar pukul 15.00 wita.
Rekam Ulang E-KTP di Rumah Kades Komba
Sabtu, 11 November 2023, Dukcapil Kabupaten Manggarai Timur melakukan perekaman ulang E-KTP warga yang menyandang disabilitas yang sudah menunggu sebulan lebih setelah perekaman pertama, Senin, 18 September 2023.
Menurut Dukcapil, E-KTP dari warga yang menyandang disabilitas itu belum dicetak disebabkan ada kendala di aplikasi saat perekaman pertama yakni gagal perekaman sidik jarinya. Hal itu setelah saya konfirmasi dan bertanya tentang E-KTP dari warga tersebut. Untuk itu upaya yang dilakukan Dukcapil yakni melakukan rekam ulang E-KTP dari warga disabilitas tersebut.
Dan bersyukur dilakukan perekaman ulang Sabtu, 11 November 2023 di rumah Kepala Desa Komba, Eduardus Djekulas. Dan berhasil.
Mengambil E-KTP di Dukcapil Lehong
Selasa, 21 November 2023, saya mengambil E-KTP dari warga disabilitas itu setelah berhasil dicetak. Dan pihak Dukcapil menginformasikan kepada saya bahwa E-KTPnya sudah dicetak. Hati saya bersyukur atas informasi tersebut.
Saat saya ke kantor Dukcapil, Sekretaris Dukcapil sudah menunggu di ruang kerja untuk menyerahkan E-KTP dan Kartu Keluarga dari warga disabilitas tersebut. Hari itu juga saya menjadi pembicara di Podcast SLBN Borong untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional. Saya bicara dari sisi pemerhati bagi warga disabilitas di Manggarai Timur. Selain dari sisi pemerhati disabilitas, juga sebagai wartawan yang berpihak pada penyandang disabilitas fisik dan disabilitas psikososial.
Serahkan E-KTP dan KK
Sabtu, 25 November 2023, tepat Hari Guru Nasional ke 78, saya bersama guru dan siswa-siswi SMPN Satap Munde, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba menyerahkan E-KTP dan Kartu Keluarga (KK) kepada warga yang menyandang disabilitas di kampung Paundoa.
Ketika tiba di rumahnya, warga itu sedang duduk di ruangnya antara rumah dapur dan rumah besar, rumah induk. Ia sendirian. Neneknya yang sehari-hari memberikan makan kepadanya sedang berkunjung ke keluarganya. Tak lama kemudian tetangganya datang untuk menyambut kami. Selanjutnya, saya menyerahkan E-KTP dan KK yang disaksikan oleh guru dan siswa dari SMPN Satap Munde. Selesai.
Melayani Dengan Tuntas
Berbagai pengalaman berziarah bersama orang terbuang di Manggarai Timur tidak hanya mengandalkan pikiran semata melainkan melayani dengan tuntas yang dibekali hati yang tulus. Pelayanan ini bukan mencari harta, bukan juga mencari keuntungan material, melainkan melayani dengan kerelaan dan sukarela untuk menghargai martabat sesama manusia yang disisihkan. Saya berkomitmen berpihak kepada orang-orang terbuang. Saya sangat solider dengan mereka. Mereka sudah tidak berdaya, dan tugas saya berjalan bersama mereka seturut kemampuan saya.
Memang pelayanan bagi orang terbuang menguras energi fisik dan pikiran. Lelah fisik itu pasti dengan berhadapan kondisi topografi yang sangat parah di seluruh Manggarai Timur. Tapi, pikiran dan fisik saya ditopang oleh hati yang tulus untuk berpihak pada mereka (baca orang terbuang). Saya percaya bahwa Tuhan berjalan bersama saya untuk menemukan sahabatNya yang terbuang di bumi lawe lujang Manggarai Timur. **