Opini  

Tertawalah di Hari Tertawa Sedunia

Markus Makur, Anggota Forum Jurnalis Flores-Lembata (FJF-L) NTT

Sebelum anda membaca artikel saya ini, saya mengajak anda untuk tertawa bersama saya, hahahahaha, hihihihihi, hehehehehe untuk merayakan Hari Tertawa Sedunia, 7 Mei 2023 atau minggu pertama dalam bulan Mei tiap tahunnya. Ini bukan artikel ilmiah dengan riset yang mendalam, tapi artikel ini semacam artikel hiburan dengan judul yang penulis buat. Apakah judul ini sesuai dengan kaidah opini atau tidak, itu tergantung pembaca. Tentu setiap penulis memiliki sudut pandang untuk mengangkat satu tema tulisan. Saya sendiri memilih dan membuat judul artikel dengan konteks kebiasaan umat manusia yakni tertawa. Tidak ada manusia di planet bumi tidak tertawa. Itulah keunggulan dari keistimewaan manusia. Akal budi adalah pusat interaksi manusia, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Saya tahu pasti anda ikut tertawa ketika memulai membuka dan membaca artikel sederhana ini.

Ada berbagai seni tertawa, kecuali menertawakan orang lain, itu bukan seni melainkan sindiran. Seni tertawa harus lepas bebas, agar hati dan pikiran sehat. Kalau jiwa, hati dan pikiran tidak sehat maka model tertawanya sangat berbeda dari yang normal. Ada seni tertawa negarif dan positif. Sesungguhnya diperlukan manusia adalah seni tertawa positif, sebab disana ada persahabatan, kekeluargaan, toleransi, demokratis, kerukunan dan kedamaian dan kebahagian sedangkan seni tertawa negatif, disana akan dijumpai kebencian, dendam, tidak ada nilai persahabatan dan lainnya yang berkaitan dengan negatif, bahkan akan terjadi perkelahian, konflik sosial. Jadi penulis mengajak pembaca untuk mengedepankan seni tertawa positif. Ada energi positif bagi lawan bicara untuk memulihkan kepenatan hidup.

Dampak positif dari seni tertawa, yakni begitu banyak orang membuat pesan, ajakan yang berkaitan dengan seni tertawa.

Sabtu sore, 6 Mei 2023, sebelum saya meliput kegiatan Kirap Pemilu 2024 dengan tema “Setahun Menuju Pemungutan Suara 2023” di Jembatan Waemokel, jembatan perbatasan Kabupaten Ngada dan Manggarai Timur,NTT. Sebagaimana biasa, saya selalu membaca media online, khususnya Media KOMPAS.co. untuk mendapatkan informasi terbaru atas berbagai kejadian di seluruh dunia. Saya membaca tentang jutaan manusia meninggal dunia akibat Covid19. Mengerikan saat membaca artikel itu yang dilansir oleh Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa. Betapa rapuhnya kehidupan manusia yang mudah diserang oleh virus Covid19 dan membawa maut. Dan membaca perang Russia-Ukrania yang belum berakhir dan belum berdamai. Dan berbagai peristiwa global. Membaca berita itu, dahi saya berkerut sebagai tanda kesedihan atas berbagai peristiwa global yang membawa kematian bagi manusia. Siapa yang sanggup mendamaikan pemimpin dunia yang sedang berperang. Sungguhkah mereka (pemimpin dunia-red) yang sedang berperang tidak memiliki hati nurani, hati beku hanya karena kepentingan demi kepentingan yang belum menemukan titik temu untuk berdamai?

Lantas kesedihan saya terobati dengan membaca berita tentang Hari Tertawa Sedunia (World Laughter Day), yang tepat dirayakan, Minggu, 7 Mei tahun ini. Para pencetus dan pengikuti Hari Tertawa Sedunia sedang mempersiapkan diri untuk merayakan Hari Tertawa bersama keluarga, sahabat, rekan kerja, pacar, suami istri, anak-anak di seluruh dunia.

Ketika saya membaca berita Hari Tertawa Sedunia, saya sendiri tertawa untuk membuang energi kesedihan, keletihan berpikir,sekaligus melupakan peristiwa global yang sudah saya baca sebelumnya untuk menghibur jiwa dan alam bawah sadar saya serta memulihkan akal sehat saya yang sudah disesaki oleh berbagai berita miris sejagat raya.

Setelah saya membaca berita Hari Tertawa Sedunia, saya kembali membuka website media online untuk mencari dan menggali lebih dalam tentang Hari Tertawa Sedunia. Ternyata, ada begitu banyak berita yang berkaitan dengan memperingati Hari Tertawa Sedunia. Bahkan begitu banyak gambar karikatur yang dibuat manusia global tentang Hari Tertawa Sedunia.Orang-orang seni memiliki kemampuan untuk membuat karikatur lucu dan humor.

Saya tahu anda sering tertawa, baik untuk diri sendiri maupun bersama orang lain. Ketika anda merasa lucu dengan cerita-cerita dan kisah-kisah serta tokoh-tokoh lucu, saya yakin anda tertawa. Memang bukan tertawa sepanjang hari, dan kalau itu terjadi maka anda mengalami gangguan kesehatan jiwa saat tertawa sepanjang hari tanpa ada yang membuat anda lucu.

Di dunia ini banyak acara yang membuat anda tertawa dengan gestur, bahasa tubuh, dan orang yang memiliki seni melucu dengan berbagai kisah-kisah dan cerita di masa lalu, terkini, dan belum tahu untuk masa akan datang. Tertawa adalah seni memainkan kata untuk membuat orang lain tertawa dengan apa yang disampaikan lawan bicara dan saat ada kegiatan apa saja. Misalnya seorang pembawa acara, master ceremony dalam pesta pernikahan selalu didahulu cerita lucu dan humor supaya pengantin dan undangan yang hadie tertawa terbahak. Bahkan, kalau dirasa sangat lucu, bisa tertawa sambil mengeluarkan mata bahkan bisa buang air kecil saking lucu dengan cerita lucu tersebut.

Begitu banyak buku yang sudah dicetak di seluruh untuk bacaan humor, cerita lucu, karikatur dan lain sebagainya. Tentu penulis buku juga orang lucu.

Ada sahabat saya di komunitas Cenggo Inung Kopi Online (CIKO) dan anggota relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Sehat selalu membuat status di sosial media dengan cerita lucu. Orang bilang ‘lucu kering’. Suatu ketika, kurang lebih kami tidak berkumpul selama satu minggu karena kesibukan masing-masing di masa Covid19 2021 lalu. Tiba-tiba sahabat saya buat tiktok dengan sangat lucu. Saat itu saya sedang berada di kampung Waekolong. Tiba-tiba ada pesan masuk di aplikasi whatsapp yang dikirim sahabat saya itu. Secara spontan saya tertawa terbahak-bahak dan satu rumah merasa risih dengan apa yang terjadi. Tak lama kemudian, saya menelepon dengan aplikasi video call. Dan selama video call, kami hanya tertawa, sampai orang di rumah menegur saya bahwa tidak baik tertawa malam hari apalagi tengah malam.

Selain itu, saat kami berkumpul di Kota Borong, Manggarai Timur, NTT, kami biasa menghibur dengan cerita lucu dan humor untuk memulihkan kepenatan hidup dan menetralkan sendi-sendi tubuh saat lelah.

Salah satu cara membina persahabatan, keakraban,dalam komunitas, kami biasa saling menarasikan cerita lucu dan humor atau guyonan jenaka yang berdampak pada tertawa. Biasanya kami melepaskan semua kepenatan saat kami tertawa. Lega, ada rasa bahagia bahwa kami manusia berkomunitas. Manusia tertawa. Hahahahahahaha.

Lomba Tawa di Golo Tawa Manggarai Timur, NTT

Tahun 2020 lalu, di saat kondisi global sedang berkecambuk pandemi Covid19, saya bersama sahabat melakukan liputan di pelosok Manggarai Timur dengan berbonceng sepeda motor.

Saat itu kondisi cuaca hujan. Kami basah kujup karena kami nekat melakukan perjalanan jauh ditengah kondisi hujan lebat dalam perjalanan itu. Kami hampir jatuh. Tapi, kami bersyukur masih aman karena sahabat saya itu sangat lincah mengendarai sepeda motor.

Kali itu, liputan tentang tanaman porang yang masih ramai diberitakan di seluruh Indonesia. Kami bermalam di kampung Rana Kulan, Desa Rana Kulan, Kecamatan Elar. Selain liputan tanaman porang, kami juga meliput tentang kain tenun Puncatiti Congkar.

Keesokan harinya kami meliput ratusan hektar tanaman porang yang digiatkan generasi milenial yang bergerak menjadi petani. Tiba-tiba, kami melihat salah bukit yang panoramanya indah. Kami bertanya kepada masyarakat setempat. Mereka menjawab dalam bahasa lokal, golo tawa (bukit tawa). Mereka bercerita asal mula nama bukit itu, dimana ada masyarakat yang pergi ke bukit untuk tertawa. Lucukan. Secara bergantian mereka tertawa maka sejak saat itu bukit diberi nama Golo Tawa (bukit tawa). Lalu kami celetuk dengan menawarkan pagelaran fertival Tawa di Golo Tawa (Bukit Tawa).

Saya ingat orang tua,Almarhum, Ame Nikolaus Dahu memiliki kebiasaan humoris, jenaka, dan “lucu kering” ia mewariskan kebiasaan dalam keluarga dengan “tawa reghek”. Artinya tertawa terbahak-bahak untuk membina jalinan hubungan kekeluargaan yang harmonis dan menghilangkan sekat anggota keluarga. Bahkan ia bisa mendamaikan orang yang sedang bertikai dengan gaya humornya tapi menyentuh hati nurani bagi siapa saja yang sedang bertikai dalam keluarga dan lingkungan sosial.

Apakah pembaca tahu Hari Tertawa Sedunia? World Laughter Day atau Hari Tertawa Sedunia adalah hari yang diperingati pada hari Minggu pertama pada bulan Mei setiap tahunnya. Peringatan ini menjadi perayaan tahunan sedunia.
Tahun ini, Hari Tertawa Sedunia 2023 dirayakan pada hari Minggu, 7 Mei 2023. Tujuan dirayakan adalah untuk meningkatkan kesadaran global tentang manfaat kesehatan dari tertawa.

Sejarah Hari Tertawa Sedunia

Melansir situs National Today, pertemuan pertama Hari Tawa Sedunia berlangsung di Mumbai, India, pada,11 Januari 1998. Sekitar 12.000 anggota dari klub tawa internasional menghadiri acara tersebut dan tertawa di hari yang menggembirakan itu.

Kegiatan tersebut diikuti oleh “Happy-demic”, hari tawa dunia pertama yang dirayakan di luar India. Acara tersebut diadakan di Kopenhagen, Denmark, pada 9 Januari 2000, dan dihadiri sekitar 10.000 orang, memasukkannya ke dalam “Guinness Book of World Records”.

Asal Usul Tawa Untuk Bertahan Hidup

Sejarah tawa sendiri menarik untuk dibahas. Asal usul tawa dapat ditelusuri kembali 10 juta tahun yang lalu. Tertawa dikaitkan dengan toleransi rasa sakit yang tinggi dan bahkan status sosial, tetapi fungsi utama tawa tampaknya menciptakan ikatan sosial yang mendalam. Ketika nenek moyang kuno mulai menjalani kehidupan dalam struktur sosial yang kompleks, kualitas hubungan menjadi sangat penting bagi mereka untuk bertahan hidup.

Ada sebuah buku yang seharusnya menjadi buku di mana Raja Philip dari Makedonia, ayah dari Alexander Agung, meminta klub sosial Athena untuk menuliskan semua lelucon terlucu anggotanya dan mengirimkannya kepadanya. Athenaios dari Naukratis, seorang penulis Yunani tahun 2 M, menyebutkan keberadaan kitab tersebut, namun kitab tersebut tidak bertahan hingga saat ini.

Sosok Pencetus Hari Tertawa Sedunia

Melansir situs National Day Calendar, sosok yang mencetuskan peringatan Hari Tertawa Sedunia adalah Dr. Madan Kataria. Dia adalah pendiri gerakan Yoga Tawa. Kegiatan itu pertama diadakan di Mumbai, India pada 10 Mei 1998.

Dr. Madan Kataria adalah seorang dokter keluarga di India. Dia memulai gerakan Yoga Ketawa berdasarkan gagasan bahwa ekspresi wajah berpengaruh pada emosi. Saat ini, ada sekitar 5.000 klub Yoga Ketawa di seluruh dunia.

Manfaat Tertawa Bagi Kesehatan

Seperti diketahui bahwa tujuan perayaan Hari Tertawa Sedunia ini adalah untuk meningkatkan kesadaran global akan manfaat tertawa bagi kesehatan. Masih melansir situs yang sama, berikut beberapa manfaat yang diperoleh dari tertawa bagi kesehatan:Membantu mengurangi rasa sakit dan memungkinkan orang untuk mentolerir ketidaknyamanan.
Menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan toleransi glukosa.Meningkatkan kinerja pekerjaan.Membuat pernikahan dan hubungan intim lebih sehat.Menyinkronkan otak pembicara dan pendengar.Mengembalikan iklim emosional yang positif antara dua orang.Membantu pembuluh darah berfungsi lebih baik, yang baik untuk jantung dan otak.Meredakan stres dan membantu tubuh untuk rileks

Selamat Merayakan Hari Tertawa Sedunia, 7 Mei 2023. Tertawalah. Tertawalah. Hahahahaha. Hehehehehe. Hihihihihi. ***